Pemandangan ini kami dapat dari sebuah resto di Jalan Penelokan. Di jalan itu, banyak sekali tempat yang bisa lihat pemandangan seperti ini, cuma karena memang kami sengaja sambil makan siang, maka pas melipir di resto ini saja. Nggak menyesal sama pemandangannya. Makanannya? Ya, standar sih. Hahaha. Biasa saja. Nggak spesial. Tapi tertutupi sama pemandangan dan pelayannya pun lumayan ramah, jadi boleh lah ya. 😀
Tempat kedua yang bikin saya jatuh cinta adalah Uluwatu. Saya memang belum pernah ke Uluwatu sebelumnya, dan rencana ke Uluwatu ini sebenarnya adalah untuk liat pertunjukkan tari Kecak. Tapi saat datang dan melihat tebingnya, wah, pemandangannya ciamik sekali!
Kami menikmati tari Kecak sampai malam di pura ini. Ditemani matahari yang malu malu terbenam di samping kanan. Pas banget diberikan tempat duduk di deretan paling atas dan paling pojok jadi bisa melihat ke arah matahari terbenam dengan jelas. Huhuw. Kece!
Nah, dua itu yang bikin saya jatuh cinta sama Bali, selain tentunya diving di Nusa Dua. AHAY!!
Sam sebelumnya takut diving. Alasannya adalah karena pas dia snorkeling di tempat yang sama Agustus lalu, dia merasa nggak nyaman. Pas nggak nyaman dan mengangkat kepala dari air, dia menemukan dirinya ….. sendirian. Hahaha. Panik lah dia. Makin takut diving deh. Hahaha. Cuma saya geregetan. Kalau dia nggak mau coba diving, nah nanti pas saya diving, dia melakukan apa dong? Dianya santai, sayanya pusing mencari kegiatan buat dia. Nggak dikasih kegiatan, sayanya kasihan kalau dia bengong. Hihihi. Jadi intinya dia HARUS coba diving. DEMI SAYA!! Iya!! DEMI SAYA!! Mau apa?! Masalah?! HAH?? HAH?? *angkat dagu*
Dengan bantuan bujuk rayu Bli Glory (lucu ya, manggilnya ‘bli’ tapi namanya Glory. Jadi aneh.), dan dukungan penuh saya yang dorong badan dia ke ruang ganti baju, akhirnya Sam ikutan diving juga. PR? Iya, PR!! Karena Sam itu ego lelakinya lumayan tinggi, pasti kalau nanti ada masalah, dia nggak mau komunikasi, gengsi. Sedangkan di diving nggak bisa makan gengsi. Makan gengsi ya minum air saja sana. Lalu panik. Hehehe. Saya bilang berkali-kali, apa-apa komunikasi. Ada masalah, komunikasi. Telinga nggak enak, komunikasi. Masker masalah, komunikasi. Semua harus komunikasi. Dia mengangguk-angguk saja. Entah paham, entah ingin graut bibir saya yang cerewet. Hihihi. Kemudian saya nanya sama bli-nya, “Bli, berapa meter masuk?”, dan dijawab, “Lima meter saja kok.”. Dan ganti saya yang bengong. Hihihi. Cuma lima meter ternyata. :p
Pas awal masuk air, saya sudah asyik sekali. Bergaya chibi, renang sana renang sini, dan Sam juga sudah mulai nyaman. Yang menyebalkan, Sam itu badannya dua kali badan saya (eh atau tiga kali?) dan ada masa dia panik nggak biasa napas lewat mulut (tapi nggak mau mengaku) dan tangannya bergerak acak ke sekitarnya tanpa sadar. Nah tangannya itu terkena saya yang disampingnya dan sempat membuat regulator saya hampir lepas. Hahaha. Sial!! Sudah begitu, dia cuek lagi, melenggang saja tanpa ada rasa bersalah, sementara saya menjaga rasa biar tidak panik regulatornya hampir lepas. Hahaha. Awas saja, sebagai gantinya, saya akan minta dia membayari saya ambil diving license! *kesempatan!! :p*
Di bawah air Nusa Dua itu, ada spot yang memang dipersiapkan untuk fun dive ini. Spot yang sama juga dipakai kalau kita ikutan seawalker – yang kayak Sandy di Spongebob itu. Hihihi. Di spot itu ikannya banyak (Teman-teman, kalau diving jangan suka pegang ikannya ya. Selucu apapun mereka. Dinikmati saja, jangan dipegang, apalagi dipeluk. Kalau mau peluk, sama saya saja sini sini!) dan karang-karangnya lumayan warna warni. Bagus. Dan paket diving sudah termasuk video. Jadi saat kita fun dive, ada yang merekam. Wih. Saya berasa jadi Nadine Chandrawinata, membawakan acara menyelam untuk salah satu Stasiun TV Swasta. Hihihi.
Ternyata, ini toh sisi Bali yang membuat orang jatuh cinta? Sisi yang menunjukkan alam raya. Sisi yang menawarkan pemahaman akan keteguhan hati pada budaya dan keyakinan. Sekaligus sisi yang membebaskan setiap kita untuk jadi diri sendiri. Bebas.
Ini toh? Saya jatuh cinta. *telat sekali ya. Hihi*
Ini bahkan saya belum ke Tulamben dan Amed. Hihihi.
Mari lah kembali ke Bali lagi..
Hihihi..
Senyum dulu ah.. 🙂