Tips Menghemat Biaya Liburan ke Jepang

11O Torii Gate Miyajima

Jepang memang terkenal sebagai negara mahal. Sebagai gambaran, untuk transportasi subway/metro di Tokyo saja, dalam satu hari kalau mengunjungi tiga hingga empat tempat bisa habis 2000 yen (sekitar 240.000 rupiah). Satu hari lho itu!

Untuk makan, bisa dapat harga 500 yen (sekitar 60.000 rupiah) itu sudah membahagiakan. Air mineral kemasan di Jakarta normalnya sekitar 2500 rupiah, di KL sekitar 1 ringgit (3000 rupiah), di Jepang paling murah 100 yen (12.000 rupiah). HAHAHAHA. *ingin ketawa miris hingga Yokohama aqutu*

Tapi bisa nggak sih jalan hemat saat liburan di Jepang?

BISA!!

Berbekal pengalaman dua kali jalan ke Jepang, saya rangkum 8 tips hemat biaya liburan ke Jepang berikut ini. Semoga membantu!

  1. BUAT RENCANA PERJALANAN (ITINERARY)

    Nggak perlu njelimet dan lengkap, rencana perjalanan bisa dibuat secara garis besar saja. Hari 1 mau ke mana, hari 2 mau ke mana. Atau buat per daerah; di Osaka mau ke mana, di Tokyo mau ke mana. Dengan membuat rencana perjalanan, kita jadi tahu pass apa yang harus kita beli sesuai kebutuhan (baca lebih lanjut di poin 2).

    Pembuatan rencana perjalanan juga penting supaya liburan di Jepang menjadi lebih efektif. Mengatur naik subway/metro bisa lebih efisien, perjalanan bisa satu garis lurus, nggak bolak-balik. Naik subway/metro bolak-balik bukan hanya berat di ongkos, tapi juga berat di ketahanan fisik. Capek tahu naik turun tangga kalau lagi nggak ada eskalator! *mau naik elevator malu kalau cuma bawa diri, situ sudah nini-nini?*

    Kuil Cinta di Jepang — Itinerary untuk hemat biaya liburan ke Jepang

  2. BELI JR PASS (jika diperlukan)

    Saya pernah menulis tentang pilihan pass di Jepang yang membingungkan dan walaupun di perjalanan liburan ke Jepang kedua saya pakai JR Pass (dan saya tetap bingung), tapi saya mendorong untuk yang mau pakai Shinkansen sebagai moda transportasi antar region, belilah JR Pass karena perjalanan Shinkansen dua kali saja sudah sama biayanya dengan harga JR Pass untuk satu minggu. Lebih kurang begitu.

    Biar makin efektif, pesan penginapan yang dekat dengan stasiun JR – bukan subway/metro. Kalau dekatnya ke stasiun subway/metro jadi harus keluar uang lagi untuk ongkos tambahan. Nggak jadi hemat dong! Hehehe.

    Mau lebih maksimal? Reserve seat dari setiap perjalanan Shinkansen yang sudah diatur. Kenapa? Biar nggak ribet rebutan kursi sementara di saat yang sama harus cari tempat untuk menaruh barang. Dan lagi, sudah beli JR Pass mahal, kenapa nggak dipergunakan semaksimal mungkin yekan? Reserve seat kan nggak bayar lagi. Hehehe.

    Kalau nggak mau beli JR Pass karena mahal bagaimana?

    Ya sudah nggak usah beli, tapi juga tidak usah pakai Shinkansen. Di perjalanan pertama dulu saya nggak beli JR Pass, nggak naik Shinkansen. Hemat banyak di uang tapi boros di waktu. Hihi. Shinkansen Shin-Osaka – Tokyo memakan waktu 153 menit, Willer Bus Osaka – Tokyo memakan waktu 7 jam. Hahaha.

    Jadi pilihannya:
    — Mau hemat waktu, mau naik Shinkansen: belilah JR Pass.
    — Mau hemat uang, waktu santai, nggak perlu naik Shinkansen: nggak usah beli JR Pass.

    Hemat biaya liburan ke Jepang — Hayabusa Shinkansen

  3. CARI ALTERNATIF TEMPAT WISATA GRATIS DI JEPANG

    Hampir semua tempat wisata di Jepang tu berbayar. Tapi tentu ada beberapa juga yang gratis.

    Inilah pentingnya membuat rencana perjalanan di poin 1, biar bisa tahu gambaran tempat-tempat wisata di Jepang yang ingin dikunjungi, lokasinya, dan sekalian bisa lihat-lihat alternatif tempat wisata di sekitarnya yang gratis. Saya tadinya ingin tuliskan mana saja yang gratis, tapi, ih nanti pada manja, cari tahu sendiri ya.Wkwkwk.

    Baca: Itinerary Jepang 9 hari (english)

    Mercusuar Putih di Jepang

  4. PERGI SAAT MUSIM SEPI PENGUNJUNG

    Ini saran paling umum memang, tapi efek musim-musim ini sangat besar kaitannya dengan biaya yang harus dikeluarkan, jadi patut saya masukkan.

    Dua kali saya ke Jepang adalah saat musim puncak di awal April (musim sakura) dan tentu ini berpengaruh ke harga penginapan. Seluruh penginapan di Jepang menaikkan harganya secara signifikan karena jumlah permintaan yang membludak dan terbatasnya jumlah kamar. Maka, kalau mau lebih hemat, kunjungilah Jepang di saat musim sepi (low season).

    Plusnya liburan di musim sepi pengunjung: Saya yakin banyak tempat wisata yang tidak terlalu penuh. Jadi lebih nyaman jalan-jalan dan foto-fotonya. Wkwk.

    Minusnya liburan di musim sepi pengunjung: Kadang sepi begitu menyergap, membuat sesak, hingga hidup terasa hampa. Pecahkan saja gelasnya biar ramai. Biar mengaduh sampai gaduh. Atau aku harus lari ke hutan belok ke pantai?

    Musim Sakura Jepang
    Nasib datang di musim puncak: fotonya banyak bomb! >.< *jorogin Omnya ke samping*
  5. PESAN PENGINAPAN JAUH HARI

    Penginapan di Jepang tidak bisa terbilang murah. Apalagi saat pergi liburan di Jepangnya saat musim ramai, beuh, harga bisa naik sekian kali lipat! Bisa pesan lewat Booking.com atau Airbnb.

    Jadi kan harga sudah pasti naik, kenapa harus pesan penginapan jauh hari?

    Supaya masih banyak pilihan jadi bisa membandingkan. Tidak ‘terpaksa’ harus menginap di penginapan A hanya karena nggak ada pilihan lain. Yang perlu juga diperhatikan, stasiun kereta dan tempat publik lainnya di Jepang TIDAK BISA diinapi. Jadi kalau ada yang berpikir naik kereta yang sampai malam saja trus menginap di stasiun deh biar hemat, NOPE, tidak bisa seperti itu. Yang ada diusir ke luar stasiun dan terlantar memalukan negara kalian tu.

    Di perjalanan liburan ke Jepang pertama, saya melakukan kesalahan tidak memesan penginapan jauh hari, jadilah tidak dapat penginapan di Kyoto; membuat kami harus bolak-balik Osaka – Kyoto selama dua hari hanya untuk jalan-jalan di Kyoto. Selain nggak hemat dari sisi ongkos, juga nggak hemat dari sisi tenaga. Capek euy commuting gitu. (Kemudian warga Bekasi menyibak tangan sambil berkata “Sudah biasa…”)

    Di perjalanan liburan ke Jepang kedua, teman seperjalanan membuat kesalahan yang sama jadilah semua AirBnB penuh dan hotel yang akhirnya kami inapi pun sudah mematok harga tinggi. Hiks. Suka gedeg saya tu sama orang yang sudah diberitahu tapi nganggap sepele dan jadinya merugikan banyak orang saya begitu. Huh.

    Pelajaran lah ya. Pesan penginapan jauh hari saat mau liburan ke Jepang supaya masih ada banyak pilihan untuk dibandingkan. Karena tidak ada yang lebih menyedihkan dari harus mengambil satu keputusan hanya karena keterpaksaan dan tidak adanya pilihan, Rencang-rencang.

    Penginapan untuk hemat biaya liburan ke Jepang

  6. BELI MAKAN DI MINIMARKET

    Makan kudapan di gerobak pinggir jalan harganya minimal 500 yen (60.000 rupiah) sedangkan beli makanan inti yang enak dan mengenyangkan di Family Mart atau 7-eleven harganya berkisar 365 – 485 yen (belum termasuk pajak). Mending mana? Hehehe.

    Tambahan tips dari Mbak Hayu: beli makanan di supermarket di malam hari dekat waktu mau tutup. Ada diskon untuk makanan dan buahnya! Hihihi. Pilihan memang lebih sedikit (kadang-kadang) tapi ya namanya juga berhemat. Haha.

    Kalau jalannya nggak sendirian dan mau coba street food di Jepang, janjian saja sama teman seperjalanan untuk berbagi porsi dan berbagi biaya. Hahaha. Kalau liburan ke Jepangnya sendirian, mungkin bisa cari mas/mbak yang mau berbagi makan satu tusuk mochi bakar berdua di tengah dinginnya cuaca. Eh siapa tahu begitulah jalan Tuhan untuk kalian bertemu. Ahzek.
    Pilih makan di Jepang

  7. MAKAN DI YOSHINOYA

    Ini baru saya ketahui di perjalanan liburan ke Jepang kedua, ternyata Yoshinoya di Jepang itu … MURAH SEKALI!! Hahahaha.

    Satu porsi rice bowl ukuran M (untuk lambung saya, ukuran M sudah cukup mengenyangkan) harganya 330 yen sudah dengan pajak! Pesannya via mesin nanti dapat kupon. Kuponnya diberikan ke Mas Yoshinoyanya. Tunggu sebentar TADAAAAA rice bowl tersaji panas-panas, cocok dimakan saat di luar dingin! Hihihi. Terima kasih, Yoshinoya! Hihihi.
    Hakodate Railway

  8. BAWA BEKAL AIR MINUM

    Seperti yang saya kemukakan di awal, air mineral kemasan di Jepang harganya minimal 100 yen (12.000 rupiah). Kalau kalian adalah onta seperti saya, ini akan jadi beban pengeluaran yang sangat besar. Maka, bawalah air sendiri. Hihihi.

    Bawa botol minum dari tanah air dan isi ulang bisa menjadi salah satu trik untuk menghemat biaya liburan ke Jepang, lho. Beberapa air keran di Jepang bisa langsung minum. Segar, rasanya. Tapi kalau masih takut minum air keran, ya dimasak saja. Hampir semua penginapan yang saya inapi menyediakan teko elektrik. Tinggal masak, tunggu sebentar sampai dingin, masukkan ke botol dan bawa jalan-jalan deh. Hehehe.

    Kalau seperti saya yang tidak masalah minum air keran, saat air bekal habis di tengah hari, cari saja taman dan isi ulang botol di keran air minum di sana. Keran air minum juga bisa ditemukan di makam (ini kaget juga sih, kenapa juga disediakan keran air minum di makam, banyak banget lagi! Si…si…siapa yang minum ya?)

    Air keran di Kawaguchiko menempati posisi teratas air tersegar yang saya minum selama di Jepang. Mungkin karena air ini langsung dari Gunung Fuji. Dan Puji Tuhan selama ini minum air keran di Jepang sih saya baik-baik saja. Jadi penasaran, bagaimana kalau saya minum air keran di di Jakarta ya? Hmmm…

    Gunung Fuji Jepang

Demikianlah delapan tips untuk menghemat biaya liburan ke Jepang dari saya. Sederhana memang tapi kalau jalan-jalannya lumayan lama (lebih dari 5 hari), terasa sekali efek menjalankan semua tips di atas (bagi saya). Hehehe.

Kalau ada yang mau menambahkan tips jalan hemat di Jepang ini boleh banget lho. Isi di kolom komentar ya. Mungkin saja ada pemikiran yang terlupa oleh saya karena walaupun saya seorang Duchess of Prawirotaman, saya juga masih manusia biasa yang penuh dosa dan khilaf. Untuk itu, untuk lebih dan kurangnya, saya mohon maaf.

*ini apa sih?!* Wkwkwk.

Senyum dulu ah.. 🙂

Related Posts

34 Responses
  1. Tapii….jepang tetap jadi salah satu tujuan yg mahal ya, buat ku sih ???
    Makasi incess inpohnya, semoga bisa diberi kesempatan ke sana, biar bisa cekrak cekrek pake hengpong jadul #Terlambeturah

  2. Firsta

    Enggg.. tadi aku komen gimana ya? Ohya, kayanya gini:
    Terima kasih tips hematnya, Bul. Hahaha aku ngakak yang foto sakura-an.. sini aku bantuin teriak: OM PELIS MINGGIR OM SEBENTAR INI MAU FOTO.

    1. Hahaha.. Ini salah koneksi internet kamu di Afrikaaaah. *salahin aja dulu*
      Omnya beneran deh. Antara gak sabar mau foto sakura sama stalking aku tuh dia! #yha

  3. Hayu Hamemayu

    Satu lagi mbak Bulan, beli makanan di Supermarket pas udah mau tutup/malam, biasanya makanan-makanan dijual lebih murah, hohoho #pengalamanpribadi :D. Buah-buah juga. Semakin malam semakin murah harganya. Bisa buat sarapan, hihihihi

  4. Jepang masih jadi wishlist, kak. Btw dari hasil browsing dan baca buku travel guide, kartu pass buat metro / subway dan kombinasi metro + JR Pass ada juga sih. Cuma yang kartu kombinasi itu buat sehari doang. Baru browsing doang, entah gimaan aslinya di sana 😀
    Tks sarannya, kak Bul. Gue nggak keberatan minum air keran. Done that in Singapore.

    1. Biasanya kombinasi metro dan bus, Nug. Agak jarang kalau JR digabung Metro. Tapiiii, JR di beberapa kota bisa juga pakai ICOCA/SUICA. But that’s different than JR Pass. Jadi ya kemarin aku pakainya JR Pass dan ICOCA yang diisi ulang aja.

  5. Bunga Lompat

    *harus diingat harus diingat harus diingat*
    Wah mahal yak wkwkw xD
    kalo di Indonesia selama ini (apalagi Jawa Timur), kemana-mana bawa motor xD sampe Lombok Sumbawa juga nyewa motor. Kalo di sana ga bisa ya ._. apalagi kan kudu SIM internasional xD weleh~~~~~
    Makasih mba tips”nya xD

    1. Ahahahaha. Aku mixed feeling nih. Ditanya mau lagi apa enggak, Jepang nggak pernah jadi prioritas yang bikin kepengen banget.
      Tapi kalau ada yang nanya mau ke Jepang gak? Ya mau-mau aja. Hahaha.

  6. Dengan semakin ramenya Jepang, kayaknya lama-lama ga bakal ada musim sepinya Jepang kali ya 😉
    Btw, nice tips! We’ll definitely take notes on those tips! *ceritanya yang lagi persiapan*

    1. Weehee!!
      Kayaknya pas musim panas lebih kosong sih untuk wisatawan luar. Ramainya wisatawan lokal. Dan panas sekayiiii macam Jekardah kata temanku. Hihihi.

  7. Untung banget aku bukan pecinta sakura, dan slalu tergila2 dgn salju :D. Makanya tiap traveling ke negara 4 musim, aku slalu pilih winter yg mana tiket pesawat lbh murah :D.
    Kalo ke jepang kmrn, aku jg pake jr pass mba, krn niatnya memang bakal pindah2 kota. Kalo ga pake jr pass bisa bangkrut itu hahahaha.. Cuma utk kuliner yg aku ga bisa hemat. Krn aku hobi makan :p. Apalagi kmrn di jepang niatnya selain rollercoaster, mau icip2 hida beef ama kobe beef, yg seporsinya aja mehong ya cyiin hahahaha.. Tp ga rugilah.. Sebanding ama rasanya :D.

    1. Duh untung aku gak makan daging sapi deh, jadi nggak tergiur kobe. Hihihi.
      Sempat masuk sih ke resto di Osaka, mau niat nyobain kobe. Eh kok ya pas sold out, memang ya semesta bersamaku. Hihihi.

  8. Halo
    Saya rencana ke Jepang saat natal, dan saya cek kok hotel pada sold out dan mahal ya padahal masih lama banget. Bagusnya pesan hotel berapa lama sebelum keberangkatan? Kemudian beli subway pass free untuk tokyo di mana saja?
    Terima kasih

    1. Halo.. Natal dan Tahun Baru masuk peak season memang jadi wajar harganya pada melambung tinggi. Untuk ketersediaannya, aku nggak pasti juga kenapa kok pada udah sold out padahal belum tengah tahun pun ya.
      Pesan hotel menurutku utk peak season bagusnya jauh bulan. 3-4bulan sebelumnya kalau mau dpt banyak pilihan hotel.
      Subway pass bs dibeli di stasiun2 besar di Tokyo (di bandara pun bisa).

    1. Yay!! Yoshinoya kan aslinya memang warung pinggir jalan gitu di Jepang, cuma aku nggak sangka harganya benar lebih murah bahkan dari kudapan jalanannya di sana. Hihihi. Terima kasih sudah membaca! Semangat nabungnya!

Leave a Reply