Waktu bikin itinerary ke Melbourne, saya mempersiapkan satu hari kosong untuk pergi sedikit ke luar kota Melbourne. Cari-cari referensi one day trip dari Melbourne nggak dapat terlalu banyak, akhirnya saya biarkan satu hari tertulis ‘free day’ di itinerary dan saya jelaskan ke Mama di sana kami bisa cari tahu one day trip apa yang bisa dilakukan dari Melbourne.
Info pilihan one day trip dari Melbourne bisa didapat di Melbourne Visitor Center yang berada di pojok perempatan Flinders Street. Tourist information center di Melbourne ini nggak akan bisa terlewat karena berada di pojok yang sama dengan Flinders Street Station yang terkenal dan juga St. Paul’s Cathedral.
Secara gedung pun mentereng sekali dengan bentuknya yang nggak biasa dan terdiri dari kaca-kaca. Uniknya, bagian gedung Melbourne Visitor Center yang terlihat di daratan hanya berisi pajangan peta dan foto-foto saja. Pusat informasi untuk turisnya berada di basement gedung tersebut. Untung Melbourne gak banjiran ya, kalau iya kan sudah jadi rumah apung.
Eh, apa kabar rumah apung?
***
Dari beberapa pilihan tur satu hari dari Melbourne, akhirnya saya dan Mama memutuskan ikut tur melihat Penguin Parade di Phillip Island.
Kami sebenarnya sudah sempat melihat penguin sesaat setelah sunset di St. Kilda, dan saya sedikit terpukau sekaligus terkejut. Terpukau karena baru kali ini (kayaknya) melihat penguin secara nyata dan terkejut karena:
“LAAAAAH, CILIK BANGET PENGUINNYAAA!! Hahahaha…”
Ternyata penguin yang ada di St. Kilda maupun di Phillip Island (ya basically di Australia lah ya) adalah penguin terkecil di dunia. Jadi jangan membayangkan penguin besar dengan tinggi mencapai pinggang saya (yang bertinggi badan 158cm ini ya), penguin di sini tingginya bahkan nggak ada selutut saya. Sumprit, kecil banget! Macam plush toys. Hihihi.
Ada beberapa pilihan operator yang menyediakan tur satu hari ke Phillip Island, saya dan Mama mengambil tur dari Autopia Tours. Tur satu hari ke Phillip Island ini harganya AUD140 untuk dewasa dan AUD100 untuk anak-anak (4 – 12 tahun). Harga ini sudah termasuk teh dan biskuit di pagi hari, makan siang, tiket masuk Penguin Parade dan taman-taman lainnya yang kami kunjungi, juga termasuk tiket masuk Antarctic Journey, dan antar jemput dari dalam kota.
Karena hotel kami sedikit di luar area downtown, maka kami diantar-jemput ke/di St. Paul Cathedral. No biggie karena menuju St. Paul Cathedral dari hotel kami pun tinggal naik trem satu kali lalu lanjut jalan kaki satu blok saja. Easy peasy..
Van sudah penuh saat kami masuk, kami dijemput terakhir. Satu van berisi sekitar 16 orang. Di depan saya duduk satu orang nenek dengan dua orang cucunya yang masih kecil-kecil. Neneknya fashionable banget! Pakaian, anting, cincin, sampai sepatunya semua senada. Keliatan gaya menak. Mama langsung bilang:
“Mama nanti kayak gitu ya kali ya Dek kalau jalan sama Key Ken.”
Saya baru mau jawab, “Iya!” eh Mama lanjut, “Sama kamu lah, Dek, nggak mau kalau Mama sendirian.”
LAAAAH PEGIMANA SIK.. Wkwkwkwk..
One day trip ke Phillip Island
Tur satu hari ke Phillip Island dari Melbourne ini isinya nggak cuma lihat penguin saja. Lihat Penguin Parade itu adalah atraksi utamanya, tapi parade baru ada setelah matahari terbenam jadi sebelumnya, kami diajak mengunjungi banyak taman, pantai, dan dek ‘lookout’ di Phillip Island.
Untuk yang mau lihat penguin saja, ternyata ada tur setengah hari nih saya lihat di booklet-nya; tapi harganya AUD130. Lah ya mending nambah AUD10 sudah dapat perjalanan satu hari full dong ya. Hihihi.
Perjalanan ke Phillip Island melewati banyak peternakan yang indah-indah banget di San Remo, lengkap dengan sekumpulan sapi atau domba. Hahaha. Kalau nggak cuma berdua sama Mama, saya mau deh nyetir ke Phillip Island. Jalannya landai, nggak terlalu naik turun atau kelok-kelok dan pemandangan di kanan kirinya duh duh duh… LAFF!
-
Maru Koala and Wildlife Park
Ini perhentian pertama kami. Di taman ini, kami bisa melihat kangguru dan walabi dari dekat. Walabi ya, bukan waha…..HESS..
Sesuai nama tempatnya, di sini juga bisa lihat koala juga sih tapi koalanya mlungker di balik gumpalan dedaunan ekaliptus. Hihihi. Bisa foto sama koala juga di sini tapi selain kasihan (koalanya kayak lempeng gitu mukanya, kasihan kalau dibawa ke pohon bohong-bohongan demi untuk properti foto sama manusia) juga karena foto sama koala mahal bat! Hahahaha. *bilang aja dari awal mahal gitu Lan*
Oh ya, di sini juga ada satu area khusus di mana pengunjung bisa kasih makan kangguru. Sho kyoot!
Setelah dari Maru Koala and Wildlife Park ini kami sempat berhenti sebentar di pinggir sirkuit Moto GP yang ada di Phillip Island. Tapi cuma lihat dari pinggir luarnya saja. Yakali punya pass masuk ke sirkuitnya wong lagi dipakai latihan pula tu sirkuit. Hehehe.
-
Woolamai Surf Beach
Selesai dari lihat sirkuit Moto GP, kami diberikan dua pilihan: mau coastal walk (cailah keren amat terminologinya ini, maksudnya ‘jalan di pinggir pantai’ btw) di Pantai Woolamai atau ke pabrik cokelat.
Saya dan Mama pilih ke pantai. Kami diberikan waktu menyusuri pinggir pantai (nggak bisa renang karena selain nggak bawa baju renang dan airnya lagi dingin juga karena ini surf beach, Choy, ombaknya tinggi) untuk menghirup udara pantai.
Pas awal jalan masih santai, di tengah jalan dong, airnya naik sampai ke ujung tempat kami jalan jadi kami semua beneran melipir ribet banget mana pasirnya ndhlesep kalau diinjak yekan. Jalan cuma 1 kilometer capeknya macam jalan 4 kilometer dah. Hahahaha. #lebay
-
Swan Lake
Ini sebenarnya nggak masuk itinerary, hanya supir garis miring pemandu kami iseng saja minggir sejenak ke danau angsa ini. Jalannya jauh be’eng trus pas sampai di danaunya, ngeliat angsanya tu dari sebuah rumah kecil yang membuat saya bertanya ke pemandu satunya, “Is this where we supposed to go see the swan or is it a toilet?” Wkwkwkw. Monmaap ni, abisan kayak toilet bentukannyaaaa. :))
Bagi saya dan Mama yang biasa saja sama unggas, kami ya nggak segitu terpukaunya, tapi ada dua anak muda Australia yang lagi magang di sebuah peternakan di Phillip Island dan datang ke Swan Lake untuk nyari kodok (seriously, they said so), angsa-angsa di sini terlihat memukau banget bagi mereka.
Lama banget mereka di rumah toilet itu dan matanya kayak berkilat bahagia gitu melihat angsa-angsa beraneka jenis. Hihihi. Mungkin sama berkilatnya seperti saya kalau melihat Abang TIKI datang membawakan pesanan skincare saya. Hihihi.
-
Antarctic Journey
Ini wahana interaktif baru kayak augmented reality gitu di Nobbies Center, posisinya di sebelah Nobbies Boardwalk. Tur yang kami pilih sudah termasuk tiket masuk Antarctic Journey ini; dari operatur tur lainnya banyak yang belum termasuk.
Di dalam Antarctic Journey, banyak panel informasi tentang binatang-binatang dan yang seru, ada augmented reality di mana kita berdiri seperti biasa eh di layarnya ternyata kita berdiri di di atas bongkahan es gitu dan ada beberapa binatang yang akan naik ke bongkahan es itu (penguin, paus, singa laut dll) dan bisa kita elus-elus virtual. HAHAHAHA.
-
Nobbies Boardwalk
Sebenarnya setelah Woolamai Beach Coastal Walk itu ada satu lagi tempat yang dikunjungi. Semacam dek untuk melihat bebatuan yang menjulang di tengah lautan (foto pertama di atas); namun saya lupa nama tempatnya HAHAHA. Nggak ada di itinerary bookletnya juga jadi ya maafkan. Hihihi.
Yang saya ingat, si bebatuan menjulang itu ada di sisi timur dan Nobbies Boardwalk ini di sisi Phillip Island paling barat. Sesuai namanya, di Nobbies Boardwalk, kita bisa jalan di jalur kayu untuk menikmati pemandangan.
Kenapa saya jadi teringat satu tempat yang saya lupa namanya tadi adalah karena pemandangan yang dilihat di Nobbies Boardwalk lebih kurang sama yaitu batu yang menjulang megah di tengah lautan. Hanya saja pas di Nobbies, waktunya pas matahari terbenam, jadi pemandangannya makin we o we gitu.
-
Penguin Parade
Yak, bintang utamanya muncul juga. Parade penguin ini adalah acara terakhir yang dilakukan hari itu di Phillip Island. Melihat penguinnya dari mana? Dari pinggir pantai. Disediakan tempat duduk gitu di dua area. Sesuai saran pemandu tur, saya dan Mama pun ke area dua. Lebih jauh tapi area dua-lah yang dilewati si penguin kecil-kecil ini.
Sekitar pukul 19.15, terlihat sebuah titik putih di kejauhan. Pertamanya kami masih mengira itu burung pelikan tapi lama-lama, lha iya itu si pingu! Hihihi. Mereka jalan bareng satu koloni isi 5 atau 6 ekor penguin. Pengunjung dilarang memotret atau mengabadikan dengan video dan tentu saja saya dan Mama ya senang-senang saja mengabadikan dengan mata dan menyimpannya di memori kalbu (tsaelah).
Eh pas pulang, ada orang Indonesia yang mendengar saya bicara bahasa Indonesia ke Mama lalu menyapa. Sapaannya berupa pertanyaan, “Gimana tadi dapat nggak fotonya?”, saya jawab dengan bingung, “Enggak lah.. Kan nggak boleh motret atau videoin.” Eh dia jawab, “Saya dapat nih, hihihi, ngumpet-ngumpet yang penting dapet lah.”
Saya bengong, tak percaya dengan pendengaran saya. Sambil malu juga. Mama nyeletuk, “Melanggar aturan kok bangga.” dan orang itu pun berlalu cepat. SUMPAH DEH YA ADUUUUUUUU.. Dese yang melanggar aturan, saya yang malu cuma gegara sebangsa coba gimana dah tu?! KZL.
Dengan berakhirnya parade penguin maka selesai jugalah one day trip Phillip Island kami. Dalam perjalanan pulang, supir yang sekaligus pemandu berkata dia akan menyalakan wifi modem. Jadi dari awal sebenarnya ada fasilitas wifi (ada tertulis juga di itinerary bookletnya) tapi sengaja dia matikan karena dia nggak mau orang sibuk sama HP-nya saja alih-alih menikmati perjalanannya. Nah pas sudah di jalan pulang, dia nyalakan lah tu wifi modemnya. Hihihi. Pinter yaaaa.. Saya suka saya suka!!
Makan siang yang diberikan adalah salad roll. Kami makan di Maru Koala and Wildlife Park. Karena Mama minta halal diet jadi disediakanlah salad roll isi sayuran saja dan salad roll isi sayuran serta telur. Pemandu kami pun baik karena saat Mama salah ambil satu salad roll yang isinya bacon, dia bilang:
“Can you eat bacon? This one has bacon inside.” Wakwaw..
Padahal kalau Mama nggak tahu kan nggak dosa ya.
Lha gitu.
Wkwkwkwkwk..
Sepanjang perjalanan, minum air putih selalu tersedia, ada dispensernya di bagian depan jadi bisa isi ulang botol. Untung Mama selalu ingatkan untuk bawa botol minum sendiri ke mana-mana. Hehehe.
Worth nggak tur satu hari ke Phillip Island? Worth, menurut saya.
Beneran tur nggak pakai mikir, tinggal duduk manis dan turun pas sudah sampai di tempat-tempat tujuan. Nggak perlu mikir jalan, nggak perlu ketengan beli tiket masuk taman-tamannya. Pas perjalanan pulang pun bisa nyenyak tidur, tahu-tahu sudah sampai. Hehehe.
Tambahan poinnya, saya dan Mama ambil package deal. Dengan nambah AUD10 per orang, kami dapat tiket Eureka Skydeck + Edge Experience. Padahal harga asli Eureka Skydeck itu AUD22 offline dan AUD20 online — belum sama Edge Experiencenya. Jadi bahagia lah kami — walaupun Mama nggak jadi masuk Edge Experiencenya karena sudah pusing duluan di Eureka Skydeck (tumben lho ini, kami penyuka observatorium dan skydeck gitu dan baru kali ini Mama lihat pemandangan dari atas tapi kakinya gemeteran dan tangannya keringetan). Ku tak tahu harus ngetawain atau prihatin..
Eh apa kabar bapak prihatin?
(((BAPAK PRIHATIN)))
It was a day well spent. Kapan-kapan kalau ke Melbourne lagi, saya mau siapkan satu hari ‘free day’ lagi untuk ikut one day trip dari Melbourne dengan tur yang berbeda, Mountain Bike You Yangs Bush Adventure sepertinya menarik. Hmmm… Hihihi.
Senyum dulu ah.. 🙂
Mamanya Bee rock and roolll yau..gak bikin akun IG sndiri aja ? Nnti ak foloo.. btw yang ngeliat walabi sama kang guru dan pingu, uasek tenan..baru tau juga kalo mau liat koala beda harga yah..wahana antrtic journey juga kekinian.pake virtual2 sgala. Coba kalo ada wahana peluk virtual mas Thor juga di Melb yah pasti antreee..hihihi
Duh, jangan sampe dese bikin akun IG lah. Sudah cukup anaknya saja. Hihihi. Koala sebenarnya bs dilihat begitu saja. Cuma, mereka mlungker semua dan rangernya nggak mau ambil (yang mana bagus dong). Tapi dia ada satu lg area utk berfoto sama koala nah kl org mau bayar sekian puluh dolar utk foto, itu koala yg lg mlungker td diangkat lah ke tempat berfoto itu. Ditata dibentuk biar ngadep kamera dan gak mlungker pas difoto. Ngono..
Begitu sampai di bagian kisah “melanggar aturan kok bangga”, aku jadi ingat kejadian beberapa tahun lalu pas aku masuk ke Istana Bogor barengan sama teman-temanku dan salah satu ibu temanku. Aduh, kesel banget sama ibu satu itu. Udah dikasih tau gak boleh bawa kamera, dan harus dititipin, dia malah nyelundupin kamera. Udah dibilangin gak boleh motret, dia malah motret. Pas ketahuan sama petugas -yang mana adalah anak muda non militer yang dapat jatah jaga-, dia malah ngomel-ngomel dan tetap motret. Sungguh gak ngerti sama manusia yang macam ini. Apa susahnya padahal ngikutin aturan? Udah gitu, anaknya malah cuek aja ibunya kaya gitu.
Besok-besoknya, kalau ada acara jalan-jalan lagi bareng teman satu itu, kita langsung udah kompakan bilang: “lo boleh ikut, tapi jangan coba-coba bawa nyokap lo lagi” 😀
Huahahaha. Trus teman kamu yang anaknya itu gimana? Kesel sih aku sama orang-orang kayak gitu, the real example of ‘you can have money but you can’t buy brain’. Eh gitu bukan sih? :)))
Wahhh Philip Island… Salah satu bucketlist kami yang semoga menjadi kenyataan.
Amiiin.. Semoga yaaa..