Pulau Lengkuas Belitung

Ke Belitong ga lengkap rasanya kalau ngga ke Pulau Lengkuas. Ke Pulau Lengkuas, sayang rasanya kalau ngga ke pulau-pulau lainnya. Hehehe. Hari kedua alhamdulillah cuacanya bersahabat, ngga hujan, ngga mendung. Harap-harap cemas apakah kami bisa island hopping karena beberapa hari sebelumnya kapal ngga ada yang berani berangkat. 🙁

Pagi kami ke Bukit Berahu dan Tanjung Binga dulu. Ombak memecah dengan keras, kami agak ketarketir juga. Selesai dari sana, kami ke Tanjung Kelayang, tempat para nelayan yang bisa membawa kami island hopping itu berada. Suasana sepi, tapi setelah bertanya-tanya, nelayannya berani nganterin island hopping. Dan walaupun ga ada barengan (yang mana berarti harganya jadi nambah berkali-kali lipat) tapi saya dan abang cukup terkesan karena kapten kapalnya, Bang Iwan, fair saat kasih harga. Mereka buka harga di 400ribu, saya tawar ke 350 mereka belum mau dan Bang Iwan akhirnya bilang “Kalau bisa sampe Lengkuas, kami minta 400ribu ya mbak, tapi kalau ngga bisa sampai Lengkuas (karena ombak), bayar 350ribu saja.” Fair enough, cuss yuk!!

Ganti baju, ganti celana, kami pun berangkat. Sampai di pertengahan jalan, ada kapal yang berbalik dan memberi tanda ombak besar dan mereka balik. Saya malah dadah-dadahin. Hihihi. Semakin ke tengah, ombak semakin tinggi, bagian depan kapal naik sampai dua meter berkali-kali lalu terhempas keras. Sorry, Dufan mah lewat. Hehehe. Saya yang pernah mengalami yang lebih berat dari itu (remember: Lombok?? Hellooooo) mencoba menikmatinya sekarang. Dan berhasil, ga mual sama sekali.

Dan sampailah kami di Pulau Lengkuas. Bermain di celuk bebatuan, naik ke atas batu-batu (okay, saya payah dalam hal ini, takut gitu naik tinggi-tinggi. Hehehe), naik mercusuar sampai lantai 18, melihat pemandangan yang ah-mazing. Woohoo!!

Seharian itu kami kesana kemari, alhamdulillah matahari bersinar dengan semangat, tidak hujan setitik pun. 🙂 Doa malam saya dikabulkan Tuhan. Hihiy. Terimakasih ya Tuhan. 🙂

Selesai dari Lengkuas, kami snorkeling. Karena memang bukan musim yang baik, visibilitynya rendah sekali. Tapi Bang Didi yang menemani snorkeling bawa remah-remah roti, dan beneran ikan-ikannya pada naik. Ga takut mendekat dengan kami. Kami asik berenang-renang, main-main sama ikan, sampai kemudian saya merasakan kepala saya pusing. Susah payah dengan energi tersisa saya berenang mendekat ke kapal. Kenapa susah? Karena arah ke kapal adalah arah melawan ombak. Dan remember ombaknya sedang dua meteran? Saya berkali-kali harus pasrah mundur lagi setelah mengayuh maju dengan susah payah. Naik tangga, masuk kapal dan saya mual. Huhuhu. Muka saya pasti sudah pucat banget saat itu.

Sampai di pulau kedua (Pulau Burung), saya memutuskan untuk tidur dulu di pinggir pantai. Menenangkan diri. Yang mana tidak berhasil. Akhirnya saya lari ke air, menunduk dan ingin memuntahkan apa saja yang bisa dimuntahkan biar lega. Dan di saat saya ingin jackpot itu, apa yang saya lihat? IKAN!! Doenk!! Ikan kecil transparan item putih kuning berenang di sekitar kaki saya, sendirian. Lhaaaa, ikannya nyasaaaar. Saya yang uda niat mau fokus jackpot jadi malah ketawa dan menghush-hushkan si ikan. Hihihi. Akhirnya malah ga jadi jackpot. :)))

Jalan-jalan sebentar sama abang di pinggir pantai, minum air kelapa, lalu kami menuju pulau selanjutnya. Saya sudah segar kembali. Hehehehe. Terimakasih ya ikan kecil yang nyasar ke pinggir pantai. 🙂

Selesai dari Pulau Burung kami ke Pulau Babi lalu kembali ke Tanjung Kelayang. Emang di situ jimatnya Belitong ternyata. Kami tidak datang di musim yang baik saja (musim yang baik is Sept-Okt, kata Bang Iwan), airnya masih sejernih itu, sebiru itu, sehijau itu, sekece itu. Apalagi kalau kami datang di musim yang tepat ya. Airnya kayak kaca, transparan bening berkilau. Huhuhu. Pasti keren sekali. 😉

Sampai di Tanjung Kelayang, saya minta makan dulu sama abang karena perutnya kosong memberontak. Akhirnya kami makan di pinggir pantai sambil ngobrol-ngobrol. Dan HEITZnya dimana???

Heitznya di………malam hari ketika sudah mau tidur dan tiba-tiba saya keingetan dan kepikiran dan bertanya “Bang, tadi kita uda bayar indomie yang dimakan abis snorkeling belom?” teriring jawaban “Shit!! Belom!!”

Jreng.. Jadilah paginya saya sms Bang Iwan minta talangin dulu. Hahahaha. Dodol!! *salahin abang ya, abang yang lagi jadi bendahara di trip ini..hihihi..*

Senyum dulu ah.. 🙂

> Contact: Bang Iwan – Kapten Kapal: 0819.7787.6748. Bilang aja temannya Bulan. Harga kapal (per Januari 2012) adalah 350-400ribu per kapal. Satu kapal bisa diisi maksimal 12orang. Kalau mau nawar sadis, mending ga usah bawa-bawa nama saya ya, kasian Bang Iwannya dan saya malu juga jadinya. Hehehe.

Related Posts

Leave a Reply