“Kita sudah resmi lulusan TK Bunga Matahari.. Uang (pesangon)-nya sudah masuk..”; sebuah pesan dari Devi masuk ke Grup Whatsapp (Over) Happy Tuners.
Saya dan Jovita lihat-lihatan. Perasaan saya, seperti ada yang tercerabut dari dalam. Seperti ada yang saya tahu akan hilang dan sekarang hanya tinggal menunggu waktu untuk berpelukan dan berpisah. So this is goodbye. Saya memeluk Jovita kencang.
“Gue sedih.” kata Jovita pelan.
Sederhana dan benar adanya. Saya pun sedih.
Saya yakin seluruh anggota TK Bunga Matahari – sebuah taman kanak-kanak yang saya masuki dua tahun delapan bulan lalu, tidak untuk mengajar melainkan menjadi bagian siswanya – merasakan kesedihan yang sama. Bukan karena kami tidak akan memiliki pekerjaan lagi, tapi lebih karena kami tidak akan bertemu satu sama lain setiap hari lagi. Lebih karena kami akan kehilangan waktu bersama satu keluarga yang sudah sangat dekat.
Dua tahun delapan bulan lalu, saya mengambil satu keputusan yang dianggap tidak biasa oleh teman-teman saya. Keputusan untuk bekerja sebagai karyawan. Setelah berhenti bekerja sebagai guru satu setengah tahun sebelumnya dan mengisi waktu ‘bersantai’ saya dengan berjalan-jalan dan mengurus Moonaddict – usaha yang sudah saya bangun dari tahun 2007.
Kenapa saya mau kerja kantoran?
Karena saya ingin merasakan kegiatan baru, bertemu teman baru, punya lingkungan baru. Dan itulah yang saya lakukan. Saya menginginkan sesuatu dan saya melakukannya karena saya tahu itu baik untuk saya. Tidak peduli betapa pacar saya (pada saat itu) menentang ide ini. BLAH. *tusuk hidungnya*
Dan apa saya kemudian berbahagia dengan tetap melaksanakan apa yang ingin saya lakukan?
SANGAT! *merelakan pacar yang itu pergi* *karena pacar baru datang sebentar kemudian* EAAAA!!
Apa yang membuat saya berbahagia adalah bukan hanya kegiatan baru, teman baru, dan lingkungan baru; tapi juga sebuah hal yang tidak pernah saya sangka sebelumnya akan saya miliki dari pekerjaan ini: keluarga baru.
Dalam satu kantor ini, kami hanya berduabelas (yang jika ditanya orang lain, kami selalu berkata karyawan di kantor ini ada 12.000 orang :P) dan selama dua tahun saya berada di sini, jumlah kami hanya menyusut sedikit menjadi sepuluh. Kami menyebut diri kami TK Bunga Matahari.
“Nyah, yang itu saja! Yang rambutnya panjang sebelah.”; ujar Donny pada Jovita sesaat setelah Jovita selesai mewawancarai saya. Dan begitulah cerita bagaimana saya akhirnya masuk ke TK Bunga Matahari, dengan memiliki rambut yang panjang sebelah. Hahaha.
Ketika waktu terus berjalan, kami semakin dekat satu sama lain. Kami tahu kebiasaan dan watak masing-masing, kami bahkan kenal dengan keluarga masing-masing sekaligus tahu cerita tentang keluarganya. Bercanda, berbicara dari hati ke hati, berpelukan, mencium pipi, berlari-lari ke sana ke mari, berteriak kencang-kencang saat himpitan pekerjaan mulai menggila atau saat kami nggak paham cara bekerja atasan kami di seberang sana, bernyanyi sepenuh hati dan menciptakan scene drama tingkat tinggi dengan suara yang tidak tune sama sekali, ataupun membuka apa yang Cimei inisiasi sebagai AMKTM: Anda Meminta, Kami Tidak Memutarkan – ketika kami meminta sebuah lagu untuk diputarkan dan Cimei memutuskan lagu yang lain yang akan dia putar sesuai suasana hatinya. Haha.
TK Bunga Matahari ini tempat bermain dan belajar kami. Tidak terbatas hanya belajar bidang yang kami kerjakan tapi juga belajar hal lainnya; tentang pajak, tentang reksadana, tentang investasi, tentang cinta (UHUK), tentang hubungan (pacaran maupun pernikahan), tentang keluarga, tentang hidup. Jam makan siang bisa jadi panjang, karena pelajaran belum selesai.
Apakah kami selalu berbaik-baik?
OH TENTU TIDAK!!
Dalam sebuah hubungan, apalagi yang dekat, pertengkaran itu tak terhindarkan. Kami berteriak, menyindir, cemberut, beringsut, dan marah-marah. Tapi kemudian kami saling meminta maaf dan bersalaman. Kemudian teriakan sukacita kembali terdengar, suasana menyenangkan kembali.
Kami merayakan tahun baru Cina, ulangtahun, lebaran, natal, dan kelahiran anggota keluarga baru.
Kami melaksanakan tukar kado setiap tahun.
Kami pergi mencoba restoran-restoran baru.
Kami berbicara menirukan suara-suara kartun.
Kami melemparkan becandaan dan tertawa lebar-lebar hingga perut kami sakit dan ingin peepee.
Kami pergi naik gunung bersama.
Kami saling belajar dandan.
Kami menjauhi kubikel Cimei saat dekat waktunya gajian.
Kami pesan makan dan meriung makan bersama.
Kami berbagi makanan yang sudah hampir kadaluarsa.
Kami saling memberitahukan kalau ada promo daring tersedia.
Kami berbagi sticker Carrefour untuk sama-sama mendapatkan pisau cantik promo bulan ini.
Kami saling bercerita. Kami berbicara.
Hubungan ini tidak sebatas berkomunikasi tentang pekerjaan via ComAgent, Google Hangout, atau Skype saja.
Ketika akhirnya sesuatu yang kami prediksi terjadi; di satu hari ketika Pak Kurniawan, Pak Andi, dan Donny dipanggil kemudian tiga pengacara datang ke kantor dengan wajah diatur penuh simpati, kami pun menerima kabar itu. Kabar pemutusan hubungan kerja ini. Karena hubungan cinta saja bisa putus kan, apalagi hubungan kerja. Bihihik.
Kami sempat terdiam.
Saya pribadi bukan karena saya akan tidak bekerja lagi (hellow, unemployed means I can travel more without thinking about my leave days!! 😛 ), tapi karena saya belum bisa membayangkan bagaimana akan menjalani hari Senin sampai Jumat tanpa melihat dan bertemu keluarga ini. Dan sepertinya, masing-masing dari kami merasakan hal yang sama. Saking lucunya, hingga hari ini, hari terakhir kami bersama sebagai bagian keluarga besar Tango Ultra November Echo, tidak satupun dari kami yang mencari pekerjaan baru atau sibuk wawancara. Hahaha. We’re busy cherishing our last days together.
Teman-teman kami di seberang sana menanyakan bagaimana kabar kami dan kawatir apakah kami akan baik-baik saja?
Jawabannya: Kami tentu baik-baik saja, jangan kawatir ya. 🙂
Dari sepuluh orang karyawan, dua akan tinggal untuk meneruskan perjuangan yang akan terasa semakin berat tanpa dukungan yang lain, tentu. Saya pribadi akan beristirahat dulu dan jalan-jalan saja menikmati berkat Tuhan berupa badan sehat, wajah manis, dan pesangon yang aduhay (karena badan aduhay sudah terlalu mainstream). Jovita akan menyibukkan diri melihat tumbuh kembang dua buah hatinya hingga nanti ia bosan dan memutuskan bekerja lagi untuk membuktikan apakah 5 tahun kemudian ia akan diPHK lagi. 😛 Pak Kurniawan akan beralih jadi pengemudi Formula 1. Devi berpikir untuk memulai usaha per-kue-an, yang rasa kuenya tergantung suasana hatinya saat membuat. Caesar akan membuka usaha sewa laki-laki murah sebagai peneman datang kawinan. Rudy akan mengusahakan cintanya yang hilang untuk kembali. Dan Cimei akan mulai refleksi diri apakah ia akan menjadi HRD, GA, IT, Pendaki Gunung, atau anak mama yang baik yang membantu mama berjualan nasi babi. Pak Jajat bagaimana?
Pak Jajat akan tetap melaksanakan tugasnya sebagai kurir. Mengantar saya ke bandara, menjemput anak Jovita, mengurus STNK dan BPKB mobil Formula 1-nya Pak Kurniawan, mengambil pesanan kue Devi dan mengantarnya ke pelanggan, ojeg bagi laki-laki yang disewa dari Caesar Enterprise, membawakan bunga untuk cintanya Rudy hingga nanti kembali, dan menemani duduk di samping Cimei yang sedang merenung.
Semua akan baik-baik saja.
Kami akan tetap berbahagia.
Karena ikatan ini tidak hanya disebut kolega.
Dengan ini kami berpisah. Secara fisik setiap Senin hingga Jumat.
Tapi hati kami akan tetap bersama. Ohana means family.
Senyum dulu ah.. 🙂
Jadi inget dulu kantor gw jg pernah tutup. Meskipun dpt pesangon aduhai tetap sedih harus berpisah dgn keluarga di kantor yg ktm senen-jumat. Tp skrg malah jrg ktm krn sibuk sendiri2. Semoga kelurga TK Bunga Matahari tetap selalu kompak ya meski ntar jrg ktm. ??
Amiiiin.. Terima kasih Claraaa.. ??
Aku jadi menebak-nebak tokoh yang di RADMP ituh. #ups
HUAHAHAHAHAHA. Yang mana hayooooo..
dalam waktu berdekatan, aku dapet kabar masalah kantor ditutup begini. 😀
yg pertama dr temen2 kantor lama dulu, divisi tempat aku kerja dulu ditutup jg per 30 Juni, trus jg denger ‘masalah’ yang sama dari dirimu. semoga bukan karena krisis di Indonesia atau gmn lah ya, tp dasar emang keputusan orang2 di seberang sana yang pengen nutup kantor di sini, hahaha… tetep semangat kakak Bulan! makan2 dong pake duit pesangon, hahahaha… 😆
Bang, ingatkah kamu aku belum bayar crepes yang pas di Love? Aku baru ingat masaaaa. Yampon. Uhuks. Lupa lagi berapa. ???
Hampir tiga tahun yang lalu saya juga mengalami kak, lebih parah malahan. Di pecat via tivi doang, tau-tau besok pagi dah gak boleh masuk kantor karena semua di sita pengadilan. Keluarga kecil yang sudah bersama hampir 6 tahun pun tercerai berai. Bahkan uang pesangon tak pernah di bayarkan. Menyedihkan, kami smeua terpuruk. Kasihan temenku yang istirnya hamil besar, yang anaknya butuh biaya sekolah. Tapi jalinan kekeluargaan yang sudah terjalin 6 tahun lebih, saling menguatkan satu sama lain. Sekarang sudah susah untuk ngumpul lagi. Tapi Grup BBM dan WA masih selalu di ramaikan dengan candaan dan bualan2 gak jelas. Anyway terima kasih sudah pernah diajak menjadi keluarga besar Tuner Indonesia. Merasakan jalan-jalan keluar negri, seru-seruan bersama. Dan sekarang, welcome to the Jungle. Yukk ah kita kemana.
HA GILAK itu perusahaan, Kak!! Kembali kasih. Ayo kita jalan2 bareng!!
rasanya kok sedih ya, tapi lihat mba bulan baik baik aja jadi tenang *sok akrab qiqiqi
met jalan jalan aja ya mba 😀
Ahahaha. Hai Shinta, salam kenal, toss bokong, biar beneran akrab. Hehe. Terima kasih sudah membaca. ??