“HAH? Mau trip ke Kashmir? Ngapain? Itu bukannya daerah ribut India Pakistan?”
Sebagian besar orang yang tahu saya akan solo trip ke Kashmir dalam perjalanan ke India kemarin langsung membelalakkan mata. Bahkan, Mama sempat berkata khawatir,
“Nggak usah lah Adek ke Kashmir segala.” dengan nada campuran khawatir dan sedih.
Khawatir anak perempuannya jalan sendiri ke daerah yang dianggap rawan dan sedih karena tahu anaknya tetap akan pergi walaupun dibilang begitu. Hihihi.
Maka pergilah saya. Pergi dengan bismillah. 🙂
***
Kashmir, yang berada di negara bagian J&K atau Jammu dan Kashmir, berada di India bagian utara. Berbatasan dengan Pakistan dan memiliki sejarah panjang soal perebutan wilayah dan penentuan kedaulatan apakah Kashmir merupakan bagian dari India atau bagian dari Pakistan membuat daerah ini terkenal rawan.
Negara bagian Jammu & Kashmir ini unik sekali karena ibukotanya berpindah tergantung musim. Saat musim panas, ibukotanya adalah Srinagar di bagian Kashmir dan saat musim dingin, ibukotanya pindah ke Jammu.
Bagaimana kalau di Indonesia begitu? Saat musim mangga, ibukota pindah ke Probolinggo, saat musim durian, pindah ke Medan, musim jeruk, pindah ke Pontianak. Musim apel pindah ke Mal…
ANYWAY..
Apa yang membuat saya ingin trip ke Kashmir?
Well, selain karena saya gagal ke Kashmir di perjalanan saya ke India di tahun 2016 lalu dan membuat saya jadi penasaran; trip ke Kashmir juga adalah karena ingin melihat sisi alam India yang katanya ‘amazing like out-of-this-world’.
Mengingat posisi Kashmir yang berada di antara Pegunungan Himalaya dan jajaran Pegunungan Pir Panjal, keindahan alamnya seharusnya memang tidak perlu diragukan lagi. Sebelum saya menjejak kaki di sana pun saya sudah yakin alam Kashmir luar biasa indah.
Tercengang pertama saya akan alam Kashmir adalah ketika saya mau mendarat di Srinagar. Itu antara tercengang sama stress sih. Saya duduk di sisi jendela, jadi bisa lihat pemandangan di bawah saat mau mendarat.
Pemandangannya pegunungan tapi bentuk permukaanya nggak biasa! Warnanya coklat dan terlihat seperti bukit terjal beralur dengan danau berwarna biru pekat di tengahnya. Jarak antara bukit ke angkasa terlihat dekat sekali.
Saya sempat membatin, “What is this place?” saking terpukaunya.
Padahal ya Srinagar-lah! Kan pesan tiket pesawatnya ke Srinagar. Wkwk.
Pesawat membutuhkan waktu lebih lama untuk mendarat; dapat dipahami mengingat posisi runway (dan bandara) yang dikelilingi pegununungan pasti membuat semua perhitungan lebih rumit.
BTW, saya sampai Whatsapp teman saya yang pilot untuk minta penjelasan dalam bahasa manusia kenapa mendarat di bandara yang dikelilingi pegunungan lebih butuh waktu lama. I mean, I know the logical reason, it was also taught in high school kan. Cuma, ya biar yakin saja yang di otak saya dan yang dia jelaskan selaras.
Dari teman saya yang pilot itu:
Usually if the airport is between mountain, we have strong mountain winds, which are very unstable and make landing difficult and at the same time, if we do a go-around, it’s not very easy, coz of mountain around.
And high elevation decreases our performance during landing.
Usually, with the airport, such as Kathmandu or Srinagar, coz of mountains during approach, we do long arrival procedure, avoiding the path of mountain, in case we loose one engine, we don’t crash on it.
Wait what?!
“In case we loose one engine, we don’t crash on it”????
Saya menyesal bertanya padanya. ><
Puji Tuhan, pesawat yang saya tumpangi mendarat dengan selamat. Halleluya.
Memasuki gedung bandara, sinyal ponsel saya langsung hilang. Mas-mas yang melayani saya membeli nomor SIM lokal saat di Delhi dulu memang bilang bahwa nomor Vodafone saya tidak akan aktif di Kashmir.
Keluar bandara, saya celingak celinguk mencari Hashim, pemilik penginapan tempat saya akan menginap selama di Srinagar. Kami sudah whatsapp-an sebelumnya dan dia berjanji akan menjemput saya.
Tunggu punya tunggu, kok nggak terlihat wajah yang sama dengan foto profil whatsapp-nya Hashim ya? Perasaan saya mengatakan ada yang nggak beres.
Saya menyetop seorang petugas bandara yang lagi jalan dan bertanya apa boleh meminjam HP-nya untuk menelepon Hashim. Eh ternyata, Bapaknya kenal Hashim! Duileh Hashim selebrita Kashmir apa gimana sampai petugas bandara kenal! Hihihi.
Feeling saya benar, Hashim lupa menjemput saya dan meminta saya naik taksi saja. Kesal nggak? Kesal lah! Kan sudah janji! Kenapa ingkar?
Kayak politisi Indonesia saja kalau janji suka ingkar!!
YHA.
Memesan taksi, tercengang kedua terjadi: Biaya taksi dari bandara ke Dal Lake 700 rupee!
Tujuh ratus rupee itu sekitar 150.000 rupiah. Termasuk mahal kalau untuk ukuran perjalanan taksi di India yang dilakukan tidak di jam sibuk. Saya sampai nanya berulang kali, “How much?” karena berharap salah dengar. Hihihi. Itu biayanya resmi btw, ada di papannya jadi ya nggak bisa ditawar. Sad…
Saya menghabiskan enam hari selama trip di Kashmir. Mengunjungi Gulmarg dan Sonamarg serta tur kota di Srinagar. Saya harus berlapang dada gagal berkunjung ke Pahalgam karena jalan menuju Pahalgam ditutup di hari saya mau pergi. Kenapa ditutup? Longsor?
Tidak.
Nganu…
Ada demo. Hehehe.
Saat mendengar ada demo, saya jadi punya bahan awal untuk menanyakan keadaan keamanan dari kacamata orang Kashmir sendiri. Satu-satunya orang Kashmir yang saya kenal dan saya percaya tidak akan ribet dan emosi ketika saya tanyakan tentang hal sensitif ini hanyalah supir saya selama di Kashmir, sebut saja ia Raja.
*padahal memang nama panggilannya Raja. Hihihi*
Raja sama gilanya dengan saya. Tapi dia kerjaannya ngelawak mulu. Saking seringnya Raja ngelawak, kadang saya nggak paham dia lagi serius apa lagi becanda.
Wawasannya cukup luas, diajak ngomong banyak hal, dia paham. Bahasa Inggrisnya terhitung bagus dan jelas. Nyupirnya ala orang India pada umumnya, begajulan. Tapi dia nggak ambil hati kalau saya marahin saat dia nyupirnya mulai gila gitu. Kadang juga dia ngejawab asal banget kalau saya tegur.
Ini kejadian nyata:
*Raja membunyikan klakson ke mobil depan berkali-kali sampai telinga saya pekak*
Saya: Dude, CHILL!! You don’t have to honk many times like that!!
Raja: Bee.. Do you know what the sound mean for us?
Saya: The honking? Means you’re crazy impatient and totally not chill?
Raja, kepalanya menghadap saya di belakang sambil mobil masih jalan dalam kecepatan lumayan tinggi: No. For us, it means ‘Hello.. We want to pass you. Can you give us a way, please…’, sambil nadanya dimanis-manisin.
Wkwkwkw. TER.SE.RAH!!
[quads id=4]
Dari Raja saya tahu ternyata keadaan yang saya anggap biasa saja menyimpan sedikit sumbu panas di dalam. Tulisan-tulisan yang banyak dicoretkan di dinding bangunan pinggir jalan vokal menyuarakan pemikiran atau preferensi keberpihakan (haduh, jadi ngakak setiap baca dan ngetik ‘keberpihakan’). Saya nggak nyadar saja karena tulisannya dalam Kashmiri/Koshur.
Tidak hanya persoalan perebutan wilayah antar dua negara, masalah kemudian jadi merembet ke berbagai bidang mulai dari agama, budaya, dan lain-lainnya.
Mendengar pendapat Raja tentang keadaan Kashmir, tidak bisa saya hindari, agak ciut hati ini. Hihihi. Tapi sebenarnya saya selalu punya rasa ciut kalau berkunjung ke negara/kota yang Islami sejak dibentak di Aceh dan ‘ditakut-takuti’ saat dulu mau umroh. Hihihi.
Secara umum, bagi saya, Srinagar terasa cukup aman. Tidak mencekam rawan perang atau gimana gitu. Jalan kaki sendirian di Srinagar pun masih oke walaupun nggak tahu kenapa, saya merasa nggak nyaman saja jalan sendirian di sana. Pandangan orang-orang ke saya, saya rasakan, berbeda. Saya merasa lebih dipandangi di Srinagar dari pada di Amritsar, Varanasi, Agra, bahkan Delhi.
Yang sedikit agak menakutkan bagi saya justru di tempat wisata yang jauh-jauh dari kota seperti Gulmarg atau Sonamarg gitu. Saya datang di bulan Oktober, musim sepi pengunjung di Kashmir. Baik di Gulmarg maupun Sonamarg, sedikit sekali ada wisatawan. Ada pengunjung lain pun lokal Indian, bukan asing. Itupun jumlah mereka nggak sampai ratusan. Dibandingkan luas wilayahnya, jumlah pengunjung yang hanya segelintir itu jadi nggak ada apa-apanya. Sepi sekali rasanya.
Di Gulmarg, turun dari mobil, saya jalan menuju terminal gondola. Jarak dari parkiran ke terminal gondola fase satu itu sekitar satu kilometer lebih sedikit dan pemandangan di kanan jalan indah sekali. Tanah lapang berumput hijau maha luas dengan pegunungan sebagai latarnya. Rasa-rasanya ingin berlarian lalu menjatuhkan diri berguling-guling sambil teriak, “I feel freeee…”. Hihihi. Yang membuat momennya jadi nggak indah adalah belasan orang yang mengikuti jalan di belakang saya, menawarkan jasa naik kudanya.
Iya, belasan orang!! Dan saya diikuti hingga sampai di terminal fase 1 itu. Mereka semua menawarkan jasanya dengan berbicara dalam bahasa Kashmiri yang tentunya saya nggak paham. Berisik lagi, semua ngomong dalam waktu bersamaan. Sudah saya jawab, “No, thank you..” sambil tersenyum, tetap saja mereka keukeuh mengikuti.
Ingin saya mencari kelucuan momen tersebut dan berkata ke diri sendiri, “Ni, Cess, gini rasanya jadi artis dikejar dan diikuti penggemar..” tapi nggak bisa. I seriously feel annoyed, and scared.
Pas di Sonamarg, mobil baru belok kiri mau parkir, ada sepuluh orang lari mengikuti. Setelah mobil parkir, mereka merubungi mobil sampai badannya nempel dan melongok ngintip di kaca jendela untuk melihat ada siapa di dalam. GOOD LORD, I feel like my privacy has been trespassed!! Pas pintu supir dibuka, mereka langsung memasukkan kepala dan melongok ke dalam dan menawarkan jasa naik kuda. Harga yang ditawarkan? DUA RIBU LIMA RATUS RUPEE!!
Lima ratus ribu anjir!!
Setengah juta!!
Tapi ya orang mah bebas mau menawarkan harga berapa saja kan ya, kitanya juga bebas menolak atau mencari rekanan lain.
Or so I thought..
Jalan saya dihalangi. Puluhan badan orang pegunungan yang walaupun kurus tapi saya yakin kuat luar biasa menghalangi badan perempuan yang kecil dan kiyut ini. Saya sampai nggak bisa punya pandangan ke depan, kanan, dan kiri. Saya tanya di mana jalan masuknya? Mereka nggak jawab. Ya jawab sih tapi dalam bahasa setempat dan nggak ada ngasih petunjuk arah dengan tangan gitu jadi saya nggak tahu maksudnya apa. Satu orang bilang, “You cannot go up, Madam. You take horse, you go up. No horse, no go up.”
HAH GIMANA?!
Saya mesti naik kuda setengah juta untuk menikmati pemandangan alam di Sonamarg ini?
Perdebatan terjadi lebih dari 10 menit. Hasil akhir, saya kalah, walaupun tidak 100%. Perasaan saya nano-nano antara gedeg banget pengen ngamuk sama takut. Saya akhirnya mengiyakan sewa kuda seharga 1000 rupee. Mereka pun membubarkan diri dan ketika mereka berpencar, baru saya melihat alam Sonamarg di depan saya. Luar biasa indahnya.
Pegunungan tinggi dengan salju di pucuknya menjulang di kejauhan. Padang yang luas dengan rumput terpotong rapi tepat berada di depan pandangan. Di sisi lain, gunung yang tinggi dengan jejak gletser terpampang.
Deretan pohon cemara berbaris rapi mengikuti kontur tanah. Sinar matahari pagi terasa lebih dramatis di daerah pegunungan. Biasnya menerpa puncak gunung dan memantulkan sinar menyilaukan dari salju gletser.
Sesaat, saya tersenyum dan bergumam, “Cantik sekali..”
Dengan enggan saya mulai naik kuda. Kuda disabet ranting kecil berkali-kali untuk membuat lajunya lebih cepat. Sabetan yang kelima, saya nggak tahan terus diam, saya minta jokinya jangan menyabet lagi dan membiarkan kudanya jalan dengan kecepatan yang dia inginkan.
Sampai di puncak bukit pertama, saya terperangah melihat indahnya pemandangan. Saya turun dari kuda dan mengambil foto. Lalu lanjut berjalan kaki. Joki dan kudanya mengikuti di belakang.
Pada akhirnya, sepanjang kunjungan ke Sonamarg, saya jalan kaki!! Dan menertawakan diri sendiri setiap melihat kuda dan joki yang saya sewa berjalan di depan atau di belakang saya. Ngapain coba keluar uang dua ratus ribu untuk sewa kuda yang tidak saya naiki? Hihihi.
Pedih hati ini.
Oh, dan di akhir perjalanan yang saya jalan kaki dan joki serta kuda mengikuti di belakang saya itu, jokinya masih punya keberanian untuk minta tips setelah saya kasih uang 1000 rupee.
LUAR BIASA!!
*nangis memeluk Amir Khan*
Demikianlah kemudian saya sadar, wisata di Kashmir itu mahal sekali khususnya untuk pejalan solo di musim sepi pengunjung. Setengah uang saku saya untuk sebulan di India habis selama trip ke Kashmir ini pada tiga hari pertama. Dan bukan karena belanja!
Tempat wisata di Kashmir yang di luar kotanya jauh-jauh dan nggak ada bus atau angkutan umum ke sana jadi harus sewa mobil. Bisa sih naik shared van gitu, tapi karena saya datang pas musim sepi, jadilah van-nya lagi nggak jalan. Sewa mobil nggak bisa share dengan wisatawan lain juga karena selain wisatawannya jarang di musim sepi, di sana juga bukan budayanya sharing gitu, apalagi kalau dengan lawan jenis yang kenal on-the-spot. Saking angkutan susah (cenderung nggak ada), mobil sewaan saya berkali-kali diketuk orang lokal yang nanya arah dan mau numpang di tengah jalan. Segitu parahnya akses transportasinya bahkan untuk penduduk Kashmir sendiri.
Saya merasa “if you don’t have money, you can’t go anywhere” itu harfiah sekali artinya di Kashmir ini.
Soal alam, alam Kashmir memang indah. Saya tidak berasa di India saat berada di tengah pegunungan dan padang rumput itu. Saya merasanya lagi di Swiss!
Padahal saya belum pernah ke Swiss!
YHA.
Tapi saya masih merasa terganggu dengan orang-orangnya sih. Apalagi yang di tempat wisatanya. Ugh!! Mengesalkan.. Hehehe.
Jadi, solo trip ke Kashmir itu aman nggak? Aman..
Yang nggak aman itu buat kantong pejalan yang sendirian. Hihihi.
Senyum dulu ah.. 🙂
Kashmir nampak beda sekali di bulan itu ya kak Bulan. Tetap cakep 🙂 Aku sebelum ini selalu bilang kayaknya gak deh balik lagi ke Kashmir, tapi boleh juga balik ke sini asal gak musim dingin kayaknya 😀
Hahaha. Tapi pas musim dingin kan ramai, Yan. Jadi nggak terlalu nakutin gitu. Banyak temannya. Hihihi.
Woooo segala diduitin ya. Ngga ngaku akamsi aja, Mba Bee? Manfaatin nama Indira? Bahahaha..
Tapi nampak kebayar sama sensasi nikmatin alam sana. Suka banget sama kontur dan warna pegunungan yang di foto. Sambil ngopi (atau makan Popmie) ?
Indomie pakai sawi dan cengek tiga dipotong-potong, Mas Iyoooosss. Hihihi.
Gak berani ngaku akamsi wong English dengan Indian accent aja aku gak bisa. Huks.
banyak yg udah review kashmir..tapi klo mbak bee yg review..beda rasanya..hehe *salam kenal pake ketjup :-* … deskripsi ttg Sonamarg itu loo..memang betul sebagus fotonya yahh.. *buru buru ke pinterest ?
Salam kenal kembali ketjup!! Terima kasih sudah membacaaa..
Sonamarg baguuus (dan bisa jalan kaki di dalamnya), jd kalau ke sana lagi, aku mau bodo amat aja gak sewa naik kuda!! Hihihi.
Pemandangannya syantik banget Incess, ya ampuuuun, pengeeen! Tapi naik kuda mahal yaa, bawa sepeda aja dari Indonesia, hahaha
Hahahaha bisaaaa bisaaaaa.. Namun nganu.. Biaya bawa sepedanya lebih mahaaaal. Hihihi.
hm susah nih buat eyke yang bersandar pada bahu jalan, eh, angkutan umum. tapi jauh-jauh dan mahal-mahal ke sana nggak rugi lah ya dengan keindahan alamnya 🙂
Lumayan bete sih sama harganya. Tapi lalu aku hitung2 lagi, ya aku mahal karena itu, sendirian. Jadi kalau ditanya mau balik lagi atau enggak, mau. Tapi nggak mau sendirian biar bs share cost. Hahahaha.
Sepakat haha
anjir mahal yaaa.. tapi untungnya kamu orang kaya, kak.. kaya hati. kalo gak kaya hati, bakal ngambek langsung pulang kali dipaksa-paksa naik kuda gitu.. yang akhirnya gak lo naiki :)))
Hahahaha.. Ku cuma bisa ketawa ngeliatin tu kuda dan kusirnya jalan di depan atau belakang, Kak.. :))
Buat kuda doang bisa sampe 500rb. Yasalaaaammmm mendingan beli baju ada bentuk rupanya. Btw raja lucu bgt ya ngelesnya
Hahahaha. Mending beli makeup banget kalau ai! Kzl ya.. ?
Raja, rajanya ngeles seIndia Utara!! ??
Membuat saya penasaran dengan Kashmir 😀
Ahahaha.. Berarti tulisan saya cukup menggugah ya. 🙂 Kashmir memang indah! <3
halo Kak mau nanya ke Kashmir bulan Sept-Oct apakah masih bisa ski di Gulmarg karena saljunya abadi? Terima kasih ?
Yang dimaksud salju abadi di Gulmarg adalah di tip of its mountain. Di ujung gunung-gunungnya ada salju tapi di bawah nggak ada salju pas bulan-bulan tersebut. Aku ke Kashmir bulan Oktober, nggak ada salju. Di Kashmir, salju mulai ada di November tengah menuju akhir dan malah pas bulan Juni gitu. Musim dingin dan musim panasnya sana ada salju. ?
#Blog walking 2nd
Tips nya ga dikasih kan..
Tipsnya: Jangan solo traveling ke Kashmir! Hahaha.
Hi mba mau tanya, kmrin pakai visa apa ya ke srinagar? apakah e-visa berlaku untuk masuk ke srinagar airport? karena saya lihat tidak termasuk dalam 25 designated airport utk entry. jika tidak, apakah harus mengajukan visa reguler? thanks mba
Pakai e-visa, terbang dari New Delhi, Mbak. ?
Hallo kak bulan salam kenal. Sy jg rncana mau solo traveling ke kashmir awal thn depan. Share detail dong ka apa aja yg perlu di siapkan.
Hai Fitri, salam kenal juga. Aku bingung ni share yang harus dipersiapkan sebelum terbang ke India atau jenis pakaian yang harus dibawah atau apa kah? 😀
Masalah keuangan dan pakaian mba bee hihihi mohon maaf ya saya nimbrung btw saya senang di blog ini ada bahasa Inggris sedikit sedikit lumayan sambil belajar hihihi thanks ya mba sudah mau menge-share perjalanan nya ????
Ah.. Okay. Nanti coba aku tuliskan ya Mbak. Hehe. Terima kasih sudah mau membacaaa..?
haiii mba fitri,, salam kenal ,,, saya jg mau k kashmir btw tgl brp rencananya?
Tah.. Silakan.. Barengan barengaaaan. Hehehe.
hai mba bee,,, mba mau tanya waktu itu sendirian pke travel agent kah buat book transportasi sama tmpt nginap nya?
Hai Mbak Yoana, enggak Mbak. Saya urus semua sendiri. Hehehe.
ouuu mba bee.. ad reference kah untuk transportation yang d urus sendiri jd saya jg bisa gunakan…
Shalom !!
Menarik tulisannya jadi tambah pengen kesana….jika musim panas dan dingin sama-sama ada salju….prefer musim apa kesana? Thank u ?
Salam kenal, btw ??
Shalom! Salam kenal.
Aku prefer musim panas! Jadi di Indonesia panas, kita tak perlu berpanas-panasan. Hihihi. Tapi, musim panas dan dingin di Kashmir itu penuh buanget. Gedegnya di situ.
Kalau musim dingin, suhunya kadang ekstrem, sampai minus yang lumayanan. Harus ekstra layer dan ekstra kuat badannya. ?
Mba, aku rencana ke kashmir bulan Maret 2019. berempat cewek semua. bolehkah di infokan itinerary nya bisa sampe kashmir ? dan yg konon bilang kalo bulan maret banyak jalan ke kashmir yang di tutup , alternatifnya gimana ya? Terimakasih ya ?
Itinerary bisa sampai Kashmir itu maksudnya terbang ke mana lalu ke mana gitu kah?
Terbang ke Delhi lalu terbang lagi ke Srinagar atau Jammu, tergantung mana yang mau dituju yaaa..
Saya agak kurang tahu malah ada kekononan itu, Mbak. Hehehe. Cuma seperti yang saya tulis di post, ibukota mereka berpindah tergantung musim, nah apakah itu ngaruh ke wisata mereka atau tidak, aku kurang tahu juga.
Halo mbak Salam kenal ya. Mau Tanya, jadi total pengeluaran selama di Kashmir berapa ya? Pesawat berapa? Berapa Hari disana? Makasih, Maria
Hai Mbak. Salam kenal. Aku nggak pernah hitung persis pengeluaranku selama jalan-jalan. Hehehe. Tapi untuk seminggu aku di sana, lebih kurang sekitar 6 – 7 juta belum sama tiket pesawat ya. Baru akomodasi, land transport, dan makan serta jajan.
Salam Kenal Mba moon?
Adakah planning ke Kashmir lg utk Oktober /november 2018 ini?
Kalau ada, boleh dong aku gabung… Kepingin bngt ksana Tpi ga ada tmn ?.
Ikutan Ya mba moon… ??
Hai Mbak, aku Bulan. Belum ada rencana lagi ni, November ini aku ke negara lain. Hehe.
Nov tanggal brp mba. Kbtulan sy ksna akhir nov ini jg.
Salam kenal Kak, aku akhir Nov ini jg baru balik dr Kashmir, bener banget penggambarannya. Alamnya indah banget, tp suhunya lumayan menggigit. Aku nginep di house boat Di dal Lake, lumayan mahal drpd Di hotel tp Seru jg buat pengalaman baru. Aplg wkt ke gulmarg bs main salju, belajar ski & naik jet ski. Rencananya taun dpn pengen kesana lg, blm puas rasanya. Kalo ada yg mau gabung, Hayuuuk biar seru
Mbak..bareng yuk..
Wadawww, mahal ya kalau sndiri. Harus rombongan banget kalau gitu. Disana banyak turis asing juga gak ya buat cari barengan?
Nggak banyak, Mas. Dibanding di Delhi, misalnya, lebih susah cari barengan di Kashmir.
Dan, tipe jalan-jalan di sana memang kayak sendiri-sendiri gitu. 🙁 Ya paling enggak bertiga atau berlima gitu pas kayaknya. Bisa satu mobil dan bisa share cost.
Yaaaay.. Selamat kembali dari Kashmir. Suhu berapa kah November lalu?
Salam kenaaal. Terima kasih sudah mampir..
Kak cara visa ke kasmir dibandara juga??
Boleh minta nama penginapan pak hasyim kak?
Trus sewa mobil disana berapa kak? Makasih
Terakhir aku tahu, Kashmir itu bagian dari India, jadi visanya pakai visa India ya. Bisa apply online, sekarang gratis pula. 😉 Penginapannya Hashim aku gak rekomeeen, jadi coba dicari yang lain saja. Hihi. Sewa mobil berkisar INR2800 – 4500 tergantung ke mananya.
hi mbak bole tau selama di kashmir pake agen tour atau jalan sendiri, mengingat saya nanti solo
Jalan sendiri, Mas. Aku solo traveling juga. ?
Kak saya mau solo traveling saya cowok kira” bajet 7 jutaan cukup ga ya kalau mau traveling Delhi – Kashmir selama 7 hari? Thx you
Mmm.. Kalau di Kashmirnya nggak lama dan nggak ke mana-mana si cukup kok. Hihi. Tergantung ke mana juga pas di Kashmir ya, kalau sampai ke Pahalgam/Gulmarg/Sonamarg, itu semua di luar kota. Kalau naik mobil sewaan ya nggak cukup, menurutku. 😀
Hmmn Saya kan solo jadi ga mesti naik mobil kan ya selama disama kira” hehe kayaknya mau ke Agra juga sih ? mau foto di taj mahal ?
Mas sudah baca tulisan saya belum sih? :))
Iya udah baca.. cuma segitu susahnya ya nyari shared van gitu. ?? Kalo saya sebenernya ke Kashmir cuma nyari salju nya doang kak hmm jd bingung
Tergantung bulannya ya, kalau bulan-bulan ramai, ada shared van gitu kok.
Aku februari akhir kemungkinan kira” itu high season bukan ya?
Busetttt, gimana nggak jebol, kena harga mahal terus. pukpukpuk biasanya Bandara ke Dal lake, 400 rupeee. Ke sonamargh pertama jalan kaki sama teman teman, kedua sama anak naik kuda, bayar 500 Rupees.
Ummm.. Yang tuktuk bandara ke Dal Lake itu harga resmi loh. Tercantum di listnya dia. Hehe.
Halo kak, saya ada rencana ke Kashmir taun depan. Klo ada rezeki. Aku mau nanya mbak, apa di Sonamarg wajib harus kudu sewa kuda?? Terima kasih.
Nope. Nggak ada yang wajib kok. Bs jalan kaki saja.
eh buset berani amat ke india sendirian. hahaha. salut ama keberaniannya. fotonya keren banget
Tiga kali pula! Hahaha. Di sana nggak semenakutkan apa yang diberitakan media kok. ?
Mba ada no wa,minta boleh,saya pengen ke kashmir tp mesti banyak sharing dulu sama yg udah pengelaman,
mbaaakk eee ,, mau nanya nginep dimana dan pas jalan2 dsna gmna ya ?
Mbak ada kontak buat sewa mobil gak buat explore gulmarg, sonamarg, & pahalgam
Mba klo mau ke khasmir itu naik pesawat apa ? Di burung biro soalnya nggk ada yg ke srinegar
Nggak ada yang langsung, kayaknya. Aku naik JET Airways dari Delhi, Mas.
Seneng bc sharingmu, Bulan ?.. Rncn Des 2019 aku mo ke sana. Deg deg juga.. apa aman? apa tahan dingin? apa bisa tetep nebeng wifi u konekan ma anak-anakku ? apa cocok makanan ? apa kuat perjalanan ? apa bisa nyenyak bobok ? apa cukup uang yg aku bawa ? Kalo kurang. Apa ada ATM CC or money changer…hahaha.. banyak amaaaat khawatirnyaa yaaaah…
Ahahaha. Semangat!! Kawatir is a form of excitement!! Di Srinagar ada ATM tapi terbatas, belanja bisa bayar pakai CC tapi kena charge (walaupun prosentasenya kecil sih) tapi saran aku, kalau stop by Delhi, ambil uang di Delhi aja dulu yah. Hehehe. Kudoakan selalu diberikan keamanan, kenyamanan, bisa nebeng wifi, bisa vcall sama anak-anak, cocok sama makanan sana, kuat, nyenyak tidur, sehat, dan cukup uang! Enjoy your holz!!
Assalamu’alaikum… Hi kak.. Boleh share gimana apply visa ke J&K?
Halo.. J&K masuk India kok, jadi apply visa India ya.. 🙂
Kakmau tanya,kalau ke kashmir apakah bisa ambil VOA ?
Atau harus bikin d embassy dulu sebelum kesana ?
Thanks ?
Harus tetap apply visa dari negara awal ya, Kak. Kashmir kan (masih) masuk India. Hehehe.
Luar biasa..amazing padahal cuma lihat foto andai saya bisa kewujud trip kashmir,huhuhu ???? salah satu impian saya juga bisa trip kesana tapi 0 pengalaman sih kak,dan di tambah baca pengalaman kak bulan jadi makin ciut nih nyalinya, maunya share trip aja biar gak pusing mikir costnya, andai bisa trip bareng2 sm kak bulan ya ???? hihihi
Ahahaha jangan jadi ciut doooong.