Tourism Hunt Malaysia: Road Trip Kuala Lumpur, Perak, hingga Putrajaya

“Eh kok ada test drive?” tanya Bobby saat membaca program acara yang baru saja dikirimkan pihak Tourism Malaysia kepada kami berdua. Saya, yang lagi asyik mengetik, hanya berdehem menanggapi, “Test drive saja kali.” jawab saya acuh.

“Enggak. Ada drivingnya lho..” Bobby berujar kembali.
“Keliling kantornya doang kaliiii..” saya masih cuek.

DAN TERNYATA TIDAK, SAUDARA-SAUDARA!!
KELILINGNYA BUKAN DI KANTORNYA SAJA!!
Hihihi.
asean-media-bloggers-tourism-hunt

Tourism Hunt Malaysia adalah acara rutin yang diadakan oleh Tourism Malaysia, bekerjasama dengan beberapa pihak swasta di sana. Untuk tahun 2017 ini, Tourism Hunt Malaysia fokus pada perjalanan darat untuk merasakan baiknya infrastruktur jalan antar kota dan antar negara bagian yang sudah dibangun di sana. Kami, peserta Tourism Hunt Malaysia 2017 harus menyetir sendiri mobil Proton yang telah disediakan untuk acara ini. Rutenya dari Kuala Lumpur hingga ke Perak lalu ke Putrajaya. Satu kali perjalanan dari Kuala Lumpur hingga Ipoh adalah sekitar 205 kilometer, bolak balik jadi sekitar 410 kilometer. Ditambah perjalanan kami dari Ipoh ke Kuala Kangsar dan  dari Ipoh ke Putrajaya, ya total perjalanan ada lah 1546 kilometer. #ngasal

Saya sudah cukup terbiasa menyetir di Kuala Lumpur dan sekitarnya. Dulu ketika tinggal di sana, di akhir pekan, saya dan pacar (kala itu) suka pergi pelesiran sedikit keluar kota dengan mengendarai mobil; bergantian menyetir karena kami berdua bukan tipe yang senang menyetir jadi main tunjuk-tunjukkan. Hihihi.

Tapi bahkan bagi kami yang tidak suka menyetir, ada satu jalan yang ketika sudah memasukinya, kami langsung rebutan ingin menyetir.

JALAN TOL!!
Hahahaha..
proton-car-malaysia

Menyetir di jalan tol antar kota atau antar negara bagian di Malaysia itu menyenangkan memang, jalanannya mulus dan lebar, setiap daerah yang dilewati punya tempat perhentian (disebutnya R&R, kependekan dari Rest and Relaxation) lengkap dengan tempat makan, toilet, pom bensin, mushola, dan bahkan di beberapa R&R ada toko baju, alat elektronik, hingga sepatu.

Selain itu, menyetir di jalan tol di Malaysia juga menyenangkan karena bebas macet. Kadang suka nggak sadar, pedal gas diinjak terus, pas melihat ikon kamera di kiri jalan baru cek speedometer lalu tersadar kecepatan sudah 140 kilometer per jam! Wakwaw.. Langsung lepas injakan dan memelankan laju kendaraan karena batas kecepatan hanya sampai 110 kilometer per jam. Hahaha. Yawla.

jalan-tol-malaysia

Saya dan Bobby dapat jatah menggunakan satu mobil Proton jenis Preve. Suka deh sama model Proton Preve ini, sedan tapi tinggi dan bagian belakangnya gendut agak njengit. SEXY!! Sudah gitu, ini bagian noraknya nih, pas di jalan dari Perak menuju Putrajaya, baik saya dan Bobby baru tahu bahwa di panel bawah speedometernya itu ada bagian yang menunjukkan isi bensin masih bisa untuk berapa kilometer lagi (dihitung dari kecepatan rata-rata mobil). HUWAW!!

Jadi kalau memberitahukan status bensin, bukan “Two bars.” melainkan, “(For another) 233 kilometer.” TSAH ELAAAAH. Hihihi. Lebih mudah menakar pemakaian bensin ya jadinya dengan adanya si panel itu.

Dalam Tourism Hunt Malaysia ini, saya bertindak sebagai supir utama. Bobby adalah apa yang saya sebut sebagai supir infal. Hihihi. Mungkin karena saya tahu kami akan melewati jalan tol dari Kuala Lumpur hingga ke Ipoh maka saya senang-senang saya menawarkan diri menyetir. Bobby menggantikan saya menyetir dari Kuala Kangsar kembali ke Ipoh, itupun menyebalkan karena setengah jalan dia nahan pipis dan jadi uring-uringan. Ada polisi tidur, uring-uringan. Jalan nggak rata, uring-uringan. Mobil depan jalannya lambat (dan kami nggak boleh melewatinya karena sedang konvoi), uring-uringan. Ya ampun, saya macam pengen minta dia lepas saja tu kandung kemih biar nggak berisik, “Haduuuh.. Aduuuh.. Aaaaah.. Aaaargh..” terus sepanjang jalan. Hihihi.

MATIC – DATARAN MERDEKA

Ini adalah rute pertama. Rute yang sangat pendek tapi bikin spanneng. Hahaha. Kami mulai dari Matic (Malaysia Tourism Center) di Jalan Ampang menuju ke Dataran Merdeka di Jalan Raja; hanya sekitar dua kilometer saja. Tapi bayangkanlah menyetir konvoi di ramainya jalan raya di Kuala Lumpur di mana pengemudi lain bodo amat dan cuek memotong iringan. SPANNENG! Hahaha. Tambahan lagi, kami diminta menyalakan lampu hazard saat konvoi di Kuala Lumpur itu dan pemakaian hazard ini bukannya mempermudah malah mempersulit (bagi saya) karena saya jadi nggak tahu mobil depan mau ke kiri apa ke kanan. Saya jadi sibuk banget di dalam mobil, saat mau belok kanan, saya nyalakan sein kanan dan matikan hazard, saat sudah lurus saya nyalakan lagi hazardnya. Mau belok kiri, saya matikan lagi hazardnya dan nyalakan sein kiri. Sudah jalan lurus saya matikan sein dan nyalakan hazard. RIBET CEUNAH!! Mana tangkai sein mobil Malaysia itu kebalikannya mobil Indonesia; tangkai sein di kiri dan tangkai wiper di kanan. Jadilah dua apa tiga kali saya salah, mau menyalakan sein malah mengaktifkan wiper. Sudah ribet mematikan hazard, maksud hati sein kiri dinyalakan, lha kok malah wiper diaktifkan gerak kiri kanan. Hahahaha.

dataran-merdeka-kuala-lumpur

DATARAN MERDEKA – BATU CAVES

Setelah bersenang-senang melaksanakan Tourism Hunt bagian pertama (dan memenangkannya, AHEM), kami pun melanjutkan perjalanan ke Batu Caves.

Sudah lebih dua kali saya ke Batu Caves tapi baru dalam Tourism Hunt Malaysia ini saya tahu ada sisi lain Batu Caves selain pemandangan patung emas Murugan dan 272 anak tangga di belakangnya. Di sisi sebelah kanan Patung Murugan, di ujung, ada patung Hanuman berwarna biru yang sama tingginya dengan Patung Murugan. Di belakang Patung Hanuman itu ada gua lain yang di dalamnya ada beberapa patung kecil. Lawa pulak tu tempatan – kalau kata orang Melayu Malaysia.

ANJIIIRRRR – kalau kata anak gahul Jakarta, Indonesia.

Di Batu Caves, Tourism Hunt bagian kedua dilaksanakan – yang tentu saja kami menangkan lagi. HAHAHA. Sedikit cerita tentang kelompok kami, ada enam orang undangan dari Indonesia, tiga dari Medan, satu dari Pekanbaru, dan kami berdua dari Bali. Satu kelompok dalam Tourism Hunt hanya berisi empat orang, jadi kami kelebihan dua orang untuk jadi satu tim dan kekurangan dua orang untuk dijadikan dua tim. Tim Brunei, di sisi lain, sungguhlah limited edition, karena hanya ada dua orang sahaja. Sehingga Tim Indonesia yang kelebihan dua orang akhirnya bergabung dengan Tim Brunei. Bergabunglah saya dan Bobby bersama Tim Brunei dan nama tim kami adalah Indonesia-Brunei Boleeeeh. Hahahaha. *nggak kreatif*

Bersama tim inilah kami memenangkan beberapa Treasure Hunt. Memanglah ya jika dua negara bersatu dalam harmoni, niscaya banyak kemenangan akan diraih. AEEEEH… Alhamdulillah.. *usap wajah dengan air keran*

indonesia-brunei-boleh

BATU CAVES – IPOH

Ipoh berjarak sekitar dua ratus kilometer dari Kuala Lumpur. Saat dulu ke Ipoh, saya dan pacar (kala itu) naik kereta dari KL Sentral. Waktu perjalanan lebih kurang dua jam saja dengan kereta.

Kali ini, di acara Tourism Hunt Malaysia, saya menyetir dari Batu Caves hingga Ipoh. Dan karena rombongan sampai di Ipoh sudah malam, jadi kami hanya makan malam di Pakeeza Restaurant (enak sangat Masakan Indianya!!) lalu langsung ke hotel dan beristirahat.

IPOH – KUALA KANGSAR

Pagi-pagi kami mulai menyetir ke Kuala Kangsar. Kuala Kangsar adalah sebuah distrik dan kota kerajaan di Perak, Malaysia. Kami menuju ke Homestay Labu Kubong, sebuah homestay yang menawarkan ekowisata. Dari memakai celana jeans panjang, saya pun berganti dengan celana pendek dan sarung. Hihihi. Langkah tepat mengingat saat itu matahari sudah meninggi dan kami akan berjalan di sekitar sawah, bisa gantian panitia dibuat pusing dengan saya uring-uringan kalau masih pakai celana jeans panjang yang ketat itu. Hihihi.

Kami berjalan kaki melihat peternakan lebah sambil mencoba memanen madu. Sarang lebah di Labu Kubong ini tidak seperti sarang lebah biasa yang berbentuk honeycomb. Sarang lebah ini  berbentuk kantung-kantung berwarna cokelat keemasan yang dipersiapkan di dalam batang pohon. Untuk memanen madunya, kantung itu harus dipecah dulu dengan tusuk gigi. Lalu dengan memakai suntikan tanpa jarum, madu yang ada di dalam kantung disedot ke luar. Unik yaaaaa. Rasa madunya pun tidak kalah unik. Kalau madu biasa rasanya manis, madu dari peternakan lebah di Labu Kubong ini terasa manis di awal dengan rasa asam nyelekit di akhirnya. Lutju!

homestay-labu-kubong-kuala-kangsar

Setelah memanen madu, kami beranjak ke kebun karet untuk belajar menyadap karet. Selesai menyadap karet, kami main Tarik Upih di sawah. Habis bersimbah lumpur saat main Tarik Upih, kami nyebur ke kali! Hahahaha. That was a super fun day!!

Selesai dari Homestay Labu Kubong, kami melanjutkan perjalanan ke tempat pembuatan Labu Sayong.

STOP PRESS: Saya pikir Labu Sayong adalah nama sebuah masakan dan kami akan belajar membuat sayur itu. Eh ternyata bukan! Labu Sayong adalah sebentuk tembikar yang dibentuk menjadi seperti botol minum kecil untuk orang Timur Tengah membawa air di jaman dulu kala itu. Hahaha.

IPOH – MAPS Perak

Setelah ikutan acara Balik Kampong di Labu Kubong, Kuala Kangsar, kami meluncur ke MAPS. MAPS adalah kependekan dari Movie Animation Park Studios; sebuah theme park yang baru saja dibuka Juni lalu dan adalah Asia’s First Animation Theme Park.

maps-ipoh-perak

MAPS berada di area seluas 52 hektar dengan enam zona tematik di dalamnya: Animation Square menyapa pengunjung di awal, berisi bangunan-bangunan lucu berwarna-warni yang sudah pasti instagrammable. Di jam-jam tertentu, ada Dream Parade yang berkeliling Animation Square ini. Selain itu, di area Animation Square, kita bisa menikmati 4D Show Boboiboy – kartun produksi Malaysia yang kemahsyurannya sudah mendunia. Dream Zone adalah zona yang cocok untuk penyuka wahana ekstrem karena di sini ada wahana drop tower yang omagah banget bernama Megamind Megadrop. Sayangnya pas kami berkunjung ke sana, zona ini belum dibuka. Eh nggak sayang sih, lha wong saya cemen urusan naik wahana ekstrem. Sudah dibuka juga saya nggak bakalan naik tu wahana. Hahahaha.

Zona selanjutnya adalah Blast Off Zone di mana Smurfs Theater berada dan juga Live Action Zone. Di zona ini pengunjung bisa melihat Stunt Legend Show – sebuah pertunjukan live stunt dengan mobil-mobil dan motor yang jalan miring, drifting, ngerem mendadak, menembus tembok, pokoknya astagfirullah banget lah. Fantasy Forest Zone adalah zona yang dikhususkan untuk anak usia 3 – 12 tahun. Dan karena kami semua berusia sedikit di atas 12 tahun, maka kami nggak masuk zona ini. Zona terakhir adalah Lakeside Zone – yang mana mengacu ke namanya, lokasinya memang berada di pinggir danau. Di zona ini ada beberapa wahana yang saya anggap ekstrem tapi ternyata tidak ekstrem-ekstrem banget bagi para penggila wahana nan mengerikan begitu. Hihihi. Saya sempat naik Hyper Spin yang berupa kursi-kursi menggantung dan kemudian akan dibawa naik – meninggi sebelum kemudian diputar-putar itu; tapi wahana itu doang yang berani saya naiki. Hihihi. Ada dua wahana lainnya di zona ini, Asteroid Attractions dan Space X-plorer, yang tentunya tidak masuk daftar wahana layak tunggang bagi anak cemen macam saya. Hahahaha.

ride-in-maps-ipoh-perak

IPOH – PUTRAJAYA

Sudah capek habis main di MAPS, rombongan tanjidor kelas internasional ini pun melanjutkan perjalanan. Kali ini kami ke Putrajaya. Di Putrajaya, kami makan seafood di pinggir danau buatan lalu lanjut ke hotel. Hotel kami berada persis bersisian dengan IOI Mall. Dan pemandangan dari kamar saya caeum sekali, membuat saya malas jalan-jalan dan inginnya ngendon di kamar saja.

view-from-le-meridien-putrajaya

PS: Belakangan saya tahu, kamar Bobby (di hotel yang sama), memiliki layout yang berbeda. Bath tub di kamar Bobby berada di pinggir jendela ke arah luar jadi saat berendam bisa sambil melihat pemandangan. LHA KOK LEBIH ASHIQUE?! Menyesal sungguh menyesal ku tak pindah ke kamar Bobby. Hihihihi.

Road trip Tourism Hunt Malaysia pun berakhir di Putrajaya. Ada satu tempat lagi yang kami kunjungi setelah dari Putrajaya, tapi kami naik bus ke tempat tersebut jadi nggak saya masukkan ke sini. Nanti saya buatkan post tentang kunjungan ke kantor satu itu saja sendiri ya.

Asyik nggak ikutan Tourism Hunt Malaysia? ASIK!! Walaupun di awal komunikasi dengan penyelenggaranya kurang jelas, tapi saya dan Bobby sih tetap asikin saja. Kami gitu loh. Hihihihi.

Jadi, kalau diajakin road trip lagi di Malaysia, apakah mau?
HAYUK LAH SIAPA TAKUT!! Hahahaha.

Road trip mudik pas Lebaran bagaimana, Lan? Berani juga?
ENGGAK!!
*kibar-kibar bendera putih sih kalau ini*
Hihihi.

Senyum dulu ah.. 🙂

Baca juga:

  1. A Weekend in Ipoh Perak
  2. Itinerary 3H2M Kuala Lumpur
  3. Top 8 Favorite Food in Penang

Related Posts

34 Responses
    1. Apaan (((MENAHAN HIV))) Hahhaha.
      Kamu kali yang senang jalan sama akuh. Aku memang menyenangkan sungguh lah anaknya buat diajakin jalan. YEKAN!!

        1. LOL. Kali lain, jangan lupa diajak ngobrol ya, “Sabar yaaa.. Sebentar lagi sampai.. Tahan dulu ya.. Jangan ingin keluar dulu..” Gitu yaaaa.. :))

    1. Hahaha. Aku pikir sayong tu sayur, jadi labu sayong tu sayur labu gitu Kak Olive! Sungguhlah pikiran dan fokus nggak jauh dari perut ya memang kita niiii. Hihihi.

  1. iniyuha

    Gw nyari-nyari dan ternyata gak ada, cerita tentang dia gagalnya pendaratan si abang boby yang membuat dia jadi gak bisa lari-lari lagi.

  2. Keren ceritanya lengkap sekali :-D. Tapi kesannya sih pembangunan di malaysia tentang jalannya lebih oke dibanding jakarta yg sering macet ha ha ha…..

    1. Hahahaha. Nggak pernah mau membandingkan sebenarnya, karena Indonesia pun ada perkembangan ke arah yang lebih baiknya kok, insyaallah, tapi memang kalau untuk road trip, karena aku sendiri nggak suka road trip, jadi nyerah aja duluan kalau road trip di Indonesia plus kalau harus menghadapi macet pula. Hihihi.

    1. Batu Caves ke Ipoh sebenarnya paling sekitar dua jam, Mei, tapi kami kemarin sempat berhenti dulu di R&R untuk makan. Nah berhentinya itu ada lah dua jam sendiri. Hahahaha.

          1. Lagi sering berantem malah dua hari terakhir ini. Tiada hari tanpa berantem. Akunya PMS, dianya suka menguji kesabaran. Yawla. ??

  3. waaah seru!
    aneh sih sebenarnya kalau konvoi malah nyalain lampu hazard, yang sebenarnya memang tidak disarankan. dia lebih cenderung menyebabkan kecelakaan terhadap sesama peserta konvoi..
    btw kak, gimana sih bisa ikutan ginian? kan seru gitu bisa balap2an di negara orang mana bensinnya dibayarin juga lagi hahahaha

Leave a Reply