Traveler Pemula Lanjutan – Lebih Lengkap! Lebih Ancur!

Beberapa waktu lalu, saya post foto yang dikirimkan ke saya via … oke, saya lupa via apa. Foto itu dari … oke, saya lupa juga dari siapa (huhuhu Ginkgo Biloba mana Ginkgo Biloba?!) tentang apa-apa saja tanda dari seorang Traveler Pemula. Postnya bisa dilihat di >> Kak Bulan Cantik Kayak Princess << ini. Setelah membaca kemudian ikutan kuis #TravelerPemula dari Kak Backpacker Indonesia, saya yang baik hatinya dan mulia batunya ini baru sadar bahwa mas penulis (belakangan diketahui penulis artikel tersebut adalah laki-laki), melupakan beberapa poin esensial yang bisa menandakan bahwa seseorang adalah ‘Traveler Pemula’. Maka mari saya bantu lengkapi lagi poin-poinnya di sini, kita mulai post ini dengan kalimat pembuka artikelnya si mas penulis (ini mengganggu kesalihan saya sebenarnya, saya biasanya memulai post dengan ‘Bismillah’) *rapatkan kerudung*.

Anda adalah Traveler Pemula, jika…

1. Post semua foto perjalanan ke media sosial.

Ini termasuk foto di atas ojeg dalam perjalanan ke kantor.

Hey, kalian pikir perjalanan ke kantor itu bukan sebuah perjalanan yang perlu dikisahkan pada dunia? Perlu dong! Apalagi kalau perjalanannya naik ojeg, unik kan! Tidak seperti biasanya. Biasanya naik helikopter soalnya. Dari helipad apartemen naik helikopter dulu ke bandara karena di kantor nggak tersedia helipad. Dari bandara, naik Bus Damri ke Gambir. Dari Gambir naik taksi ke kantor. Ya, begitulah kehidupan sehari-hari seorang putri. Ribet memang, *tunjuk-tunjuk mahkota*

traveler-pemula-ubermoon
Lipen saya warnanya bagus ya..

2. Memotret paspor dan boarding pass. 

Puh-lease!! People should know I’m going abroad! Eh tapi bagaimana kalau sebenarnya saya cuma ke Bekasi (Bekasi lagi, Lan! Bentar lagi dibully dah!)? Gampang! Pada saat memotret, boarding pass dimasukkan ke dalam paspor. Ditunjukkan sedikit saja pas kelihatan tulisan ‘Boarding Pass’-nya. Hihihi. Boarding pass itu tulisannya sama baik untuk penerbangan internasional maupun domestik. Sama-sama ‘boarding pass’; jadi, kalau pun kamu ke Gunung Kidul (tuh saya ubah, nggak Bekasi lagi!) boarding pass kamu tetap tertulis ‘boarding pass’ bukan ‘serat penting kagem mlebet motor-mabur’.

paspor-boarding-pass
Perjalanan ke Kamboja, sepatu beli di Korea Selatan, Jeans beli di Malaysia, Kaos kaki beli di Indonesia. DEU…RIbet amat, Neng!

Terima kasih GinukCatu Parahita untuk terjemahan ‘surat ijin masuk pesawat’-nya ke Bahasa Jawa. Can’t stop laughing!

3. Foto dengan plang.

Perlu dicatat, plang yang dianggap bagus adalah plang yang mengandungi nama tempat atau negara yang kita kunjungi. Sekian.

travel-to-the-philippines
Iya itu saya, waktu masih kurang gizi. 🙁

4. Foto dengan penutup gorong-gorong.

Hal yang sama, penutup gorong-gorong yang bagus adalah yang mengandungi nama tempat atau negara yang kita kunjungi. Atau, yang berwarna-warni. Karena apa? Karena hidup terlalu bosan kalau hanya hitam putih atau abu-abu. *nyanyi* Ada bunga-bunga ~ bunga-bunga ~ kisskiss kisskiss ~ dari itali roma ~ *ngegelepak di rumput*

travel-to-busan
Jangan lupa pakai alas kaki yang keren dan warna-warni juga!

5. Foto ala-ala candid.

Padahal sebenarnya nggak candid, tapi ala-ala saja. Pilih latar yang kece ya karena nggak baik kalau di setiap foto hanya kitanya yang kece. *tebelin garis mata* Foto bisa dari depan atau dari belakang. Kalau dari belakang, pastikan kamu backgenic – terlihat keren dari belakang. Olahraga ya biar bokongnya kencang. Karena bokong kencang adalah kuntji!

travel-to-sokcho
TSAH ELAH NENG BULAN!!

6. Foto pakai ransel.

Foto ini wajib adanya. Karena apa? Karena kita backpacker! Misi kita hidup di dunia adalah menunjukkan betapa kita bisa memasukkan seluruh keperluan kita jalan-jalan dalam ransel kita yang walaupun pinjaman, tapi tetap adalah properti pendukung yang mutlak! What is a backpacker without a backpack?

travel-to-india
Ini beneran ransel saya, bukan pinjaman. Sungguh!

Dari saya itu dulu tambahannya untuk tanda-tanda Traveler Pemula; mungkin Uberfriends ada yang mau menambahkan keabsahan saya sebagai Traveler Pemula dengan poin lainnya? Boleh lho didaftarkan di kolom komentar, nanti saya ingat-ingat dan cari foto saat saya melakukan hal tersebut dan saya masukkan ke post dengan menyertakan nama kamu. Kalau saya nggak punya fotonya, ya berarti itu bukan bagian Traveler Pemula. Mungkin bagian Traveler Instructor. TSAH!! Kayak diver aja ada level instructornya. Hihihi.

Sebenarnya penting nggak sih pelabelan Traveler Pemula ini? Menurut saya, enggak. Hahaha. Pelabelan pejalan ‘turis’, ‘backpacker’, ‘flashpacker’ saja menurut saya sudah buat geuleuh. Gaya jalan-jalan maupun pelajaran yang didapat setiap orang dari perjalanannya kan berbeda-beda ya; nggak tergantung dari sudah pemula atau profesionalnya dia. Lagipula, kayak baju saja pakai dilabeli. Hihihi.

Senyum dulu ah.. 🙂

– Bulan, 30tahun, Traveler Pemula yang tidak ragu melanglang buana –

– Sudah berfoto dan tersenyum di lebih dari 15 negara –

Please bolehin aku bragging di blog aku sendiri.

*salim*

ubermoon
Pipi saya.. Mentul-mentul.. *pipu-pipu pipi sendiri*

Related Posts

15 Responses
  1. Saya bukan traveler permula dong nih berarti, soalnya belom pernah foto dari belakang 🙁
    Abis seringnya pergi sendirian, nanti kalo minta tolong difotoin sama orang pas madep belakang malah dibawa lari kameranya :’)

    Hahaha bener tuh kenapa orang suka misuh-misuh; mau pemula, mau backpacker, mau flashpacker, yang penting jalan-jalaaaan!

    1. Eh itu bener aku pernah mikirin juga kalau minta tolong orang fotoin dari belakang trus tau-tau orangnya bawa kabur kamera gimanaaaa?? Trus aku inget-inget, itu scene pernah muncul di film Dono Kasino Indro lho. Huahahahaha.

  2. ogi

    yap make sense, serat penting kagem mlebet motor mabur
    guling guling kram perut…
    hail “plesir ngantos tuo kempong perot”

Leave a Reply