Saya selalu mengingatkan diri saya untuk tidak menghakimi suatu tempat, apalagi kalau belum mengunjunginya. Sudah mengunjungi pun saya coba untuk tidak menghakimi tempat tersebut karena mungkin saya belum ‘kenal’ lebih dalam saja. Kata orang kan tak kenal maka tak sayang kalau sudah sayang coba dipinang jadi ya baiknya memang nggak usah pakai menghakimi.
Cukup calon mertua saja yang perlu dihakimi.
EH GIMANA?
Teroret jungkir balik.
Teroret jungkir balik.
Anyhoo, soal hakim-menghakimi ini rupanya tanpa sadar sempat saya khilaf lakukan ke suatu tempat yang bernama Umbul Ponggok.
Umbul Ponggok ada di daerah Klaten, persisnya di Desa Ponggok. Makanya namanya Umbul Ponggok, karena kalau adanya di Desa Umbul, kalian sudah pasti tahu dong apa namanya?
Umbuk Umbul.
EAAA!!! *gak lucu*
*jogedan ala Ariana*
Dari Yogyakarta atau Semarang, Umbul Ponggok bisa dicapai via jalan darat. Rute persisnya saya nggak tahu. Hihihi. Nggak membantu ya. PLEASE JANGAN TUTUP LAMAN INI SEKARANG, SAYA BISA JELASKAN!
Saya ke Umbul Ponggok naik bus pariwisata bersama teman-teman undangan famtrip dari Dinas Budaya dan Pariwisata Jawa Tengah, jadi saya menyanyi Kali Kedua-nya Raissa dengan penuh penghayatan tahu-tahu sudah sampai Umbul Ponggok saja. Hahaha. Entah itu lewat mana. Tapi kabar gembiranya, bus yang saya tumpangi saja bisa mengantar sampai ke depan Umbul Ponggok, itu berarti akses jalan ke sana sudah bagus sekali dong ya. Haleluya!
Sebelum saya mengunjungi Umbul Ponggok, saya sempat bingung, ini tempat apa sih? Kok yang keluar di tab ‘search’ Instagram kalau kita ketik Umbul Ponggok tu isinya mas-mas dan mbak-mbak yang foto duniawi namun dilakukan di bawah air. Ada yang naik motor lah, ada yang duduk di tikar lah, ada yang lagi kemping lah, tapi semuanya dilakukan di bawah air! INI APAAAAA??? MANUSIA AIR JADI-JADIAN??
Menurut saya itu aneh sekali.
Itu pemikiran saya pada masa itu. Tapi ketika umbul menyerang, semua berubah, karena kemudian ketika saya datang.
SAYA IKUT MELAKUKANNYA!!
Huahahahahaha. MAMAM!!
Jadi, Umbul Ponggok ini sesungguhnya adalah kolam yang berisi air dari mata air di daerah Ponggok. Kata sesepuh Klaten, yang adalah Kakatete, mata air yang ada di Klaten ini adalah mata air yang juga jadi sumber air salah satu air mineral kemasan berhuruf depan A. Tapi tenang, bukan berarti air mineral itu diisi dengan air dari Umbul Ponggok, HELAW!! Ada beberapa mata air di Klaten ini dan tentu air mineral yang dimasukkan ke kemasan itu sudah melewati berbagai macam pengujian dan saringan sehingga bisa langsung layak minum gitu. Nggak pernah ada yang sakit kan karena minum air mineral kemasan itu? Nah jaminan mutu kok air A itu. Lha saya saja minum! #njukngopo
Memasuki kawasan Umbul Ponggok, saya sedikit diam. Bukan hanya karena baru bangun dari tidur ayam, tapi juga tercengang karena …. udah ni segini doang ni? Kolam pemandian doang ni? Kok airnya hijau? Kok ramai? Kok ada sekumpulan ibu-ibu pakai baju lengkap dengan pelampung keselamatan cekikikan foto berisik sekali? Kok hubungan kita berakhir di sini?
HALAH.
Belum habis ketercengangan saya, Kak Ocit menengok ke saya dan berkata dengan nada tak percaya “Masa ada divingnya.”
HAH?
Saya menengok tulisan di spanduk, ada diving dan seawalkernya loh! Nyiahahaha. Makin apalah-apalah rasa hati ini. Saya pun melangkah ke tempat kami berkumpul dengan sedikit ragu.
Kedalaman kolam Umbul Ponggok ini ada yang 1.5meter ada juga yang sampai 3meter. Di sisi kiri, menjauh dari pintu masuk, airnya lebih terlihat jernih dan mengundang. Saya sedikit lega melihatnya. Yang agak kurang di hati sih karena ada ikan-ikan di dalam kolam ini. Rasanya bagaimana gitu, agak terlalu kepikiran, apakah ikannya nggak stress ya ketemu kaki-kaki manusia yang menyepak sana sini begitu? >.<
Saya dan teman-teman pun berganti baju renang di kamar ganti yang sudah disediakan lalu saya duduk di pinggir kolam sambil masih berpikir keras apakah saya akan masuk ke dalam. Hahaha. Duh elah Gemini lama amat mikirnya dah.
Beberapa teman sudah berteriak, “Airnya dingiiin.. Dingiiin.. Bochooorr.. Bochooorr..” – nggak deng, nggak pakai bochor bochor. Hihihi. Semua teman terlihat lelah menyepak kaki di dalam. Saya pun mengucap what the heck dalam hati kemudian menceburkan diri.
Dan kemudian..
Momen di mana saya melihat betapa biru, segar, dan jernihnya air di kolam Umbul Ponggok ini adalah momen di mana saya baru sadar saya sudah berprasangka buruk sama tempat ini!
Airnya jernih sekali. JERNIHNYA NGGAK BECANDA!
Saya yang sudah memakai kacamata renang pun akhirnya melepas dan memberikannya ke Kakatete untuk dia pakai. Karena airnya tawar dan segar, mata sama sekali nggak sakit dan perih terkenanya.
Hanya saja karena minus dan silindris saya lumayan jadi jatuhnya saya nggak bisa lihat jelas seluruh hal yang ada di dalam kolam. Ikan berenang saja hanya terlihat seperti seonggok daging kepyar-kepyar kesana kemari. Apalagi senyum mas-mas di ujung sana. *LAH SAPE??* :))))
Pemandu foto kelompok saya bertanya, “Mau pakai sepeda motor apa becak?”
HAH?
Jadi beneran akan ikutan foto-foto kekinian itu nih? Duh..
“BECAK!”, saya berteriak.
Dia pun berdiri sebentar mencari di mana becaknya berada (iya, saking jernihnya, becak di dalam air pun bisa dilihat dengan mata telanjang dari luar kolam – untuk yang matanya nggak minus dan nggak silindris. Hihihi).
Lalu pemandu foto mengarahkan kami menuju spot becak tersebut. Sesi foto pun dimulai. Masing-masing dari kami harus duck dive dan menahan diri di dalam air untuk beberapa detik. Gayanya bebas. Boleh pegang properti, boleh backflip, boleh sommersault, boleh tiduran, boleh bagaimana pun juga. Yang nggak boleh hanya megang mas-mas pemandu fotonya.
Ya kan dia mau motretin, bagaimana motretnya sih kalau dipegangin? Hihi.
Sesi fotonya nggak lama. Saya pun asyik renang-renang santai sama teman-teman yang lain setelahnya. Yang saya rasa, renang di Umbul Ponggok ini lebih melelahkan dibanding saya renang di lautan luas. Entah karena apa. Apa ketiadaan garam di air membuatnya menjadi lebih sulit? Mungkin saja. Berenang sebentar saja lelahnya sudah luar biasa.
Fasilitas di Umbul Ponggok ini sudah cukup mumpuni bagi saya. Ada kamar ganti dan juga kamar mandi dengan air bersih tersedia. Kamar mandinya pun cukup bersih. Di sisi Umbul Ponggok banyak warung-warung yang menjual makanan hingga baju dan celana renang.
Kalau nggak bawa baju renang dan nggak mau beli bagaimana? Ya sudah masuk saja pakai baju biasa. Ada kok seorang mbak-mbak yang membuat saya terkesima karena masuk kolam lengkap dengan kaus dan celana jeans panjang ketatnya.
Saya terkesima bukan karena mbaknya berani berenang pakai celana jeans panjang yang ketat, tapi karena membayangkan bagaimana susahnya melepas jeans basah itu nantinya. Hihihi.
Dengan harga tiket masuk yang cukup terjangkau, Umbul Ponggok ini bisa banget jadi pilihan wisata bersama keluarga.
Pemandu kami selama perjalanan, Mas Juned, sempat bercerita bahwa adanya Umbul Ponggok ini juga memberikan keuntungan bagi warga sekitar. Dari tiket masuk yang dibeli oleh pengunjung, ada prosentase yang diberikan kembali ke warga untuk pembangunan lingkungan. Bagus juga ya, jadi nggak hanya pengelola yang diuntungkan dengan adanya Umbul Ponggok ini, tapi juga warga.
Kali lain saya harus ‘mengasuh’ sepupu-sepupu dan keponakan, saya tahu lah ada pilihan membawa mereka kemana yang bisa seharian. Ajak saja ke Umbul Ponggok, ceburin, renang-renang, foto-foto, naik, makan, renang lagi, naik lagi, makan lagi, renang lagi, sudah begitu saja seharian, bagaimana? Fix sudah jadi anak gaul kan kalau sudah ke Umbul Ponggok? Hihihi.
Senyum dulu ah.. 🙂
Baca juga tulisan teman-teman #BloggerHore lainnya tentang tujuan-tujuan wisata Jawa Tengah lainnya di bawah ini:
- Adlien – Menyelam Sambil Bergaya di Umbul Ponggok
- Danang – Senja di Candi Plaosan
- Derus – 5 Tempat Wisata Kekinian Ala Jawa Tengah
- Dita –
- Fahmi – Parade Seni Budaya Jawa Tengah 2016
- Ghana – Snorkeling Pertama di Umbul Ponggok
- Irzal – Pesta Rakyat Jateng Tampilkan Kebudayaan 35 Kota dan Kabupaten
- Kokoh –
- Lenny – AADC Trail di Punthuk Setumbu dan Gereja Ayam
- Ocit – Umbul Ponggok Klaten – Sensasi Snorkeling di Air Tawar
- Richo – Pesona Jawa Tengah dalam Balutan Parade Seni Budaya
- Titi – Saya, Mama, Kuda dan Cerita Tentang Candi Gedong Songo
- Winny – Umbul Ponggok Wisata Snorkeling di Air Tawar Klaten
- Wulan – Candi Plaosan Harmonisasi Hindu Budha
Kok sekilas di paragraf awal kayak promosi air kemasan A? hihihik
aku juga sekilas meragukan kak..tapi ternyata oh ternyata uadh nyemplung malah ga mo naik ampe diteriakin bunda nia :p
Hahahaha. Duh. Kayak promosi ya. Berarti itu A harus bayar akoooh. Mihihi..
(((SESEPUH KLATEN)))
Sebagai sesepuh Klaten, aku malu baru sekali ini ke Umbul Ponggok, hihihi…
Ngomong-ngomong, kalau mau ajak keponakan berenang di Umbul, di Klaten ada banyak lho. Ada Jolotundo, ada Cokrotulung, ada Tlatar (eh yang ini masuk Boyolali kali ya).
Kamu udah pernag ke Jolotundo, Cokrotulung, Tlatar itu belum, Kakateteeee? Bihihik.
Tapi kaaaaak, aku kemaren pegangan sama mas-masnya….abisnya aku butuh pegangan #eh maksudnya gara2 batunya licin dan aku susah melek di dalem air 😀
*balik ngelanjutin tulisan* *duh punyaku doank yg masih kosong*
KAMUUUU!! Kamu pegang Mas Anggaaaa. Rinta.. Kamuuuuuh… Nistaaa.. ???
Hihihi.
Eh jadi kalau kamu pegang Mas Angga, yang fotoin siapa?
Gak usah berenang di situ aja kamu udah super gaol Bulan, apalagi kalau udah sampai ke situ.
Namaku boleh nambah jadi Princess Buttercup Rembulan Gaul Indira Soetrisno? Hihihi.
Aku restui nama barumu … *tempelin pedang di pundak kanan kiri Princess Gaol*
*giyer2in pundak naik turun*
waaaah kamu nyelam bawa umbul-umbul kak? *eeeh itu bendera yak?*
senyam-senyum sendiri baca ini sembari bayangin yang terjadi di sana
Kak Olive… Sudah susah2 aku mencoba membuka libetan bendera itu, kamu malah bilang aku bawa umbul-umbuuuul. Huhuhu. *madep tembok di pojokan*
wakkakaka
maap kak, kirain
Uwuwuwuwu.
kakak satu ini memang gaul habis stylenya dari awal ketemuh..btw fotokuh kok gak ada mbak rembulan 😀
Lho yang di foto bareng-bareng kan ada kamunya itu. Hahaha.
kurang gede kak…rasanya klo liat photo2 itu pengen nyemplung lagi
Kak Bulan nggak foto pake motor di bawah situ? siapa tahu nemu babang gojek eh maksutnya babang Rossi.
Babang Gojek sudah kutemui tiap hari. Hihihi. Nggak ni Om, aku nggak foto yang sama motor. Udahan sama becak trus aku asyik renang-renang sendiri. Hihihi.
kak bulan jago renangnya aku pas nyoba photo satu udah megap-megap
Lho kamu nggak tau? Itu pas dalam air sebelum pose itu aku dikasih napas tambahan dulu sama Mas Angga biar tahan lebih lama.
Eaaaaa..
Teroret jungkir balik.
Teroret jungkir balik.
Terus photo sama si becaknya mana?
hahaha aku trauma ajak cimil berenang sama kalian wahai #DuoGinuk. nangis mulu ni anak tiap liat tante-tantenya yang hiperaktif. jangan kapok join famtrip jateng yak! 😀
WHYYYYY CIMIL WHYYYYY??? Apa kami terlalu excited ya sampe dia takut gitu. Huhuhu. *kali lain, aku akan jadi pendiam di dekat Cimil* #resolusi
wihh kangen nyebur-nyeburan udah lama enggak :/
Mbaaaak.. Lhooo.. Mbok nyebur-nyeburan juga di sana sekaraaaang..
*kemudian keluar dari air menggigil kedinginan*
masuk angin mba hihi
Hahahaha…jadi si Cimil terdiam itu sebenarnya ketakutan di dekat kalian ya? Hahahaha…
Lho dia gak diam kalau dekat kami. Justru nangis. Hihihi. Kalau diam tu berarti lagi mikir “Nangis sekarang apa nanti sebentar lagi ya…”
Gitu. Hihi.
Masih mencoba make sure itu belahan baju Ariana tengahnya nyambung apa pisah… HAHAHA *Malah
Hahahahaha. Aku bilang si nyambung dan pakai kawat itu. Gimana menurut Kak Richo?
aku kepengeeeen 🙁 next time kudu dicoba nih
Laksanakan!!! Hihihi.
Rutenya kalau dari Semarang ke Ponggok berarti lewat Boyolali heheheh, karena setelah itu ke Plaosan dan lanjut ke Magelang 😀 😀
Sebenarnya mana air di Klaten ada beberapa, tapi yang paling ruame emang Ponggok 😀
Iya betchul lewat Salatiga dan Boyolali kemarin. 🙂 Yang ‘siap’ untuk komersil memang kayaknya baru Ponggok ya? 😀
Wah serunya bisa kumpul dan visit bersama blogger lainnya.. kapan ya saya bisa ikutan kaya gitu #nangisdipojokan
Salam kenal dr blogger ala2
Halah apa pula itu blogger ala2.. Hihihi. Yuk kapan-kapan ada acara lagi semoga bisa ikutan yaaa. Salam kenal. Namanya siapa deh? Saya, Bulan. 🙂
nama saya ada di buku SD, INI BUDI 😉
Halo Mas Budi. Hehehe.
seru ya! *joget joget ala ariana*
Adis takdos
travel comedy blogger
http://www.whateverbackpacker.com
Ih Abang Blogger Terkenal komen di blog akoh. Muihihihi.
Seger banget ya, Mbak. Dan saya tidak tahu apakah bisa menenggelamkan diri demi foto bawah air 🙁
Segar bangeeeet.. Lho kenapa Mas Rifqy?
Saya kurus MBak. Dan saya tidak bisa berenang 😀
Lha hubungannya gak bisa nyelem sama kurus atau gemuk apaaaa? Hihihi.
Saya tidak bisa berenang. Mengambang tidak bisa. Menenggelamkan diri tidak bisa, karena kurus tak punya massa yang cukup untuk tenggelam. Absurd, saya lebih sering berendam sambil berdiri di pinggir kolam hehe
Orang gemuk pun bukan berarti pasti bisa tenggelam, bukan Mas? Hehehe. Maksud aku, gak pengaruh massa tubuh dengan bisa enggaknya tenggelam karena massa tubuh berapapun akan kalah sama massa air yg begitu besar. Gitu bukan si? Hihihi.
Nah kalau nggak bisa berenang emang beda kemungkinan. Hehe. Di Umbul Ponggok bisa tetap berenang si pakai life vest. Tapi untuk ambil foto underwaternya emang agak PR ya harus duck dive. Hehe. Tapi bisa dipelajari kok. Hehe. Mangat!!
Nah itu dia, saya selalu membela diri pokoknya gak bisa renang hahahaha. Ketika ada ajakan untuk renang, saya cenderung menolak dan lebih memilih bermain sepak bola atau joging wkwkwkwk. Siap! 😀
Hihihi ayo semangat belajar renang, Mas. Dua pertiga Indonesia laut lho. Hihihi.
Itulah makanya Mbak, pengen eksplor bawah lautnya tapi belum bisa renang. Kudu belajar tenan ini :3
Ho oh. Hihi. Les aja, Maaas..
Eh itu becak2an yang di dalam air memang sengaja ditenggelemin buat foto2 underwater ya?
Dulu kami pernah pose di motor2an di bawah air kayak gitu di Weh, eh dimarahin sama para diver pecinta alam. Katanya ga boleh dipegang2 karena itu sumber kehidupan, nantinya di besi2 tua itu bakal tumbuh karang2 yang bakal jadi rumah ikan. Tapi kayaknya ini air tawar dan bener2 kolam buatan ya? Ya bener kata Incess…mudah2an ikan2nya ga stress sama pengunjung yang cibak-cibuk 😉 Anyway….looks seru sih. Kalo dasarnya keliatan, aku berani. Tapi kalo di laut lepas masih takut & suka panikan 😉
Iya Mbak Susan, ditenggelemin pas kita mau foto. Kayaknya setelahnya (atau pas malam) akan diangkat dan dipinggirin. Hehehe.
Dulu juga aku nganggap “Apaan sih ini aneh amat!” Hahaha. Eh lha pas sampai sana malah aku ikut2an foto. Hihihi.
Ayo Mbak Susan ikutan ayo ikut ayo.. Hihihi.