Terakhir saya ke Green Canyon saat saya masih SMP, mengintili bujendral yang sedang ada acara jalan-jalan bersama teman-temannya ke sana. Saat itu saya ngga tahu apa dan bagaimana Pangandaran itu. Pertama kali pun itu kesana. Jadi ya santai-santai saja menikmati pemandangan. Saya ingat dulu saya menganga melihat Green Canyon. Jiiirrrrr, kereeeeeen. Sayang saya ngga persiapan berenang saat itu (karena ngga tahu pun bisa berenang di sana..hihihi) jadi hanya naik perahu sampai ujung trus balik lagi. Nah sekarang jalan sama three stooges ini, ga lengkap donk kalau ngga berenaaaaang. Ahahaha.
Green Canyon masih seindah dulu, air sungainya pun masih berwarna turquoise, menggoda saya untuk langsung nyebur instead of naik perahu sampai ujung. Hihihi. Sampai di pintu masuk tempat berenang, saya masih ternganga melihat relief tebing yang melingkupi sungai ini. Dahsyat.
Kami mengantri masuk lalu menyusur perahu demi perahu untuk masuk semakin dalam ke tempat berenang. Life vest sudah terpasang, saya langsung asik renang-renang menikmati dinginnya air. Weeheeee. Sedaaaaap. Di dalam tempat berenang ada relief batu setinggi lebih kurang lima meter tempat orang-orang bisa meloncat dari atas. Saya ikutan? Ya iyalaaaaaah. Hihihi. Saya sempat melihat beberapa orang terpeleset di atas batu (untung ngga ada yang terantuk kepalanya ya Tuhan) karena mereka bukan meloncat tapi menyusur. Hihihi. Batunya disusur sampai ujung padahal kalau meloncat, batu sisa beberapa sentimeter dan kita persiapan loncat langsung, ini semua nyusur sampe ujung ya kepeleset laaaaah. *tepokjidat mas-mas dan mbak-mbak yang nyusur* dan hampir semua jatuh dengan punggung atau dada duluan, bukan kaki. Desssss, pedes pasti tu. Untung gada yang muntah darah (ya cuma lima meter juga sih..hehe).
Berenang-berenang sampai ujung lalu kembali dengan mengikuti arus, ahiy, segaaaaarrr. Udah begitu doank? Otentu beluuum, ini masih ada headlinenya: selesai kami berenang saya tidak melihat perahu kami (yang seharusnya menunggu). Saya pikir karena saya ngga pake kacamata dan semua perahu mirip jadi saya ga lihat, tapi ternyata perahu kami memang ngga ada. Ahirnya kami berenang sampai tengah luar, lalu menunggu. Perahu kami ngga balik-balik juga dan perahu lain yang ke arah luar ngga ada yang mau ditumpangi. Alhasil…… kami renang lagi sampai luaaaar. Hahahaha. Di saat orang-orang sudah duduk manis di atas perahu dalam perjalanan kembali mereka, kami berenam (saya, three stooges, Mas Windu, dan Mbak Dwi) berenang sikit demi sikit keluar. Hahahaha. Gapapa sih, malah segar dan jadi ada cerita. Hihihi.
Senyum dulu ah.. 🙂