Siapa di sini yang suka jalan-jalan naik kereta?
Sama dong seperti saya! *toss bokong*
Saya suka sekali jalan-jalan naik kereta. Kalau pulang kampung ke Yogya, saya lebih suka naik kereta dibanding naik pesawat. Kadang juga kalau rindu naik kereta tapi nggak ingin liburan jauh-jauh karena uang tabungan jalan-jalan menipis adanya, saya naik kereta ke Bandung saja. Bisa bolak-balik dalam sehari, tidak usah menginap! Hihihi. Ke Sukabumi juga bisa naik kereta. Menyenangkan dan irit! Hihihi. *comot kue sus*
Apa sih senangnya jalan-jalan naik kereta?
Saya suka waktu yang terbuang saat naik kereta. Waktu terbuang yang bermakna. Semacam ‘me time’. Bisa mendengarkan musik sambil melihat pemandangan, bisa mengobrol dengan teman seperjalanan, bisa melihat-lihat orang yang lalu lalang, bisa tidur, bisa makan, minum, charge ponsel, dan kruntelan (EH?!). Waktu delapan hingga dua belas jam juga tidak terasa. Dari tiga kelas yang dijual secara reguler, saya paling bahagia naik kereta kelas Eksekutif. Iya, kalian boleh kok ketawain saya dan bilang saya manja. Biarin! SAYA NIH NGGAK MANJA! SAYA HANYA ORANG KAYA! Hasek! *tersedak saldo di buku tabungan* Saya pernah kok mencoba naik kereta kelas Ekonomi ke Purwokerto. Dan walaupun layanan kereta api di Indonesia sekarang sudah jauh lebih baik dan kereta kelas Ekonomi sudah dilengkapi pendingin udara, tapi tetap saja, saya kurang merasa nyaman. Hehehe. Iya, saya pejalan manja. *nunduk, akhirnya mengaku*
Beberapa waktu lalu, saya dapat kesempatan untuk ikut dalam acara Traveling by Train (tagar #travelingbytrain di Instagram dan Twitter) yang diadakan oleh PT KAI dan Altour Travel Indonesia. Dalam acara ini, kami diundang naik kereta wisata kelas Priority dari Bandung ke Semarang. Kereta wisata kelas Priority adalah KELAS LEBIH EKSEKUTIF DARI KELAS EKSEKUTIF! Hahaha.
Sayang PT KAI banget! *cium-cium*
Dalam satu gerbong kelas Priority, hanya ada 28 kursi tersedia. Seluruh kursi dibalut kulit dan dilengkapi onboard entertainment! Iya, kalian tidak salah baca; masing-masing kursi memiliki onboard entertainment setnya sendiri. Ada layar sentuh yang menampilkan pilihan film dan juga musik. Disediakan headphone juga namun untuk yang tidak suka pakai headphone umum (contohnya saya), jack 3.5mm yang tersedia memungkinkan kita mencolok earphone milik kita sendiri. Bantal dan selimut pun tersedia. Warnanya jingga dan pas mengeluarkan selimut dari plastiknya, coba cium deh. WANGIIIIIII!! *norak*
Selain itu, kalau di kelas Eksekutif kita bisa dapat makan dengan memesan (dan membayar), di kelas Priority ini makanan melimpah ruah tersedia di ruang makan. Juga disediakan minuman selamat datang! Makanannya bebas ambil!
Eh, apa itu bebas ambil karena lagi ada acara Traveling by Train saja ya?
Hmmm.. *berpikir ulang sambil makan somay*
Nyam.. Nyam..
Kereta wisata ini tidak selalu ada dalam rangkaian, keberadaannya hanya ada saat ada yang menyewa. Dengar-dengar, Anang dan Ashanty suka menyewa gerbong kereta ini. Ihiy! Mereka pasti bahagia kalau tahu bisa menempati gerbong yang sama dengan saya. *lanjut makan brownies*
Hal lain yang membuat kereta wisata kelas Priority ini berbeda dengan kereta kelas Eksekutif adalah ruang kaki yang lebih luas dan juga toilet ramah lingkungan yang besar. Itu ya toiletnya, saking besarnya, bisa lho satu orang tidur di bawah wastafelnya. :’)
Jadi, apa kereta wisata kelas Priority ini sempurna, Lan?
Tidak!
Karena kesempurnaan hanya milik Tuhan. Kita manusia hanyalah butiran pasir di tengah padang sahara. *menatap pemandangan gelap dari kaca jendela* *naik kereta malam soalnya*
- Guncangan di kereta wisata kelas Priority ini lebih terasa dibanding kelas Eksekutif yang reguler. Saya kira hanya saya yang merasakannya, tapi saya tanya Pak Dadang, tetangga sebelah dari RT 01, dan Mak Odeng, guru mengaji dari RT 05, dan mereka ternyata merasakan hal serupa. Sedikit banyak saya pikir, guncangan lebih terasa mungkin karena beban gerbong lebih kecil. Di kelas Eksekutif, beban gerbong lebih besar karena jumlah penumpang (kalau penuh) sekitar 50an orang, di kelas Priority maksimal hanya 28 orang.
- Kursi di kereta wisata kelas Priority kurang nyaman bagi saya. Mungkin ada yang salah dengan keergonomisannya. Saya coba tidur di satu kursi, tidak nyaman. Lalu Gio pun tidur di bawah dan saya memiliki dua kursi untuk saya tiduri sendiri, tetap saja rasanya kurang nyaman
mungkin justru karena tidur sendirian. EAAA!!!Penyangga tangan di bagian tengah sudah saya naikkan, namun rupanya saat dinaikkan, posisinya tetap sedikit menyembul di tengah kursi. Jadi menyangkut di badan. Hihihi. Ribet ya menjelaskannya, coba lah kalian jalan-jalan naik kereta wisata kelas Priority ini biar paham apa yang saya maksudkan. Hihihi.
- Ruang kakinya sangat luas: bagus kan. TERNYATA TIDAK! Hahaha. Ruang kaki yang luas dengan penyangga kaki yang jauh bagus untuk bule atau orang yang memiliki kaki panjang. Nah saya tinggi badannya hanya 158cm. Saat saya duduk dengan posisi normal, itu penyangga kaki jauh sekali, nggak sampai kaki ini menggapainya. Hahaha. Ini kejadian lucu sekali sih, saya sampai bilang sama Kak Ocit, saya harus ndelosor dengan posisi hampir sepenuhnya lurus untuk kaki saya bisa sampai ke penyangga kaki itu. Hihihi. *yah nasib perempuan berkaki pendek* *makan coki-coki*
- Satu lagi tambahan saja, pertanyaan ini berlaku TIDAK HANYA untuk kereta wisata kelas Priority yang saya tumpangi kemarin tapi juga seluruh layanan kereta di semua kelas. Saya cuma mau tanya ke PT KAI (dan saya lupa kenapa saya nggak tanya langsung kemarin, tapi mari berdoa PT KAI baca blogpost ini): Kenapa prama dan prami tidak dibekali wagon yang kayak di pesawat itu untuk mengantar makanan dan minuman ya? Itu kasihan sekali lho pramanya harus membawa satu nampan penuh makanan dan minuman di tengah guncangan kereta yang berjalan. Belum lagi makanannya disajikan dengan menggunakan piring beling dan sendok garpu besi. Terbayang nggak beratnya satu nampan itu berapa kilogram? Jadi prama dua tahun, langsung berotot itu!! Hihihi.
Tapi apa empat hal di atas membuat jalan-jalan naik kereta jadi tidak menyenangkan? Tidak sih, bagi saya tetap menyenangkan. Mau naik kereta kelas eksekutif, mau naik kelas Priority, sama menyenangkannya!
Saya akan selalu rindu naik kereta. Rindu guncangan itu. Rindu suara roda yang bersentuhan dengan relnya. Rindu melihat keluar jendela. Rindu melambaikan tangan pada anak kecil yang memandang kereta lewat dengan tatapan penuh pesona. Dan terutama,
Saya rindu kamu.
Uwiyuwiyu. KELAR!
Senyum dulu ah.. 🙂
Baca juga cerita Team Hore Travel Bloggers Indonesia yang ikutan Traveling by Train (tagar #travelingbytrain di Instagram dan Twitter) berikut ini:
- Albert Ghana >> Bermain dan Berwisata di Semarang
- Atrasina Adlina >>
- Citra Rahman >>
- Fahmi Anhar >>
- Lenny Lim >>
- Puteri Normalita >>
- Taufan Gio >>
Ya Allah senyum Kak Bul indah kali kaliiii… *teralihkan*
*tarik bibir ke kiri kanan, kasih senyum terindah buat Kak Ocit* 🙂
Aku dulu paling sukak naik kereta diesel ke Sukabumi, karena pemandangan kiri kanan bagus pisan. dan kadang kita segerbong sama sayuran dan ayam dan kambing. Hahaha! Tapi orang2nya ramah2, dan itu yang paling kusuka.
Ah naik apapun keretanya, yg bikin ngangenin itu temen2 seperjalanan kan, iya kan, IYA KAN???
Teman tidur kamu pastik! Iya kan… IYA KAN??!!
Kerennnn ya skr kereta api
Bagus Mbak Noni!! Bersih dan menyenangkan. Nggak ada lagi mamang2 jualan masuk. Hehehe.
Ahhh… aku gak diajakin!
*padahal kalo diajak jg ga bisa cuti*penasaran nyoba seat super executive ini. yg kelas executive biasa itu jg rada kurang ergonomis buat aku, kalo perjalanan jauh sering2nya kaki jadi pegel2, hahaha.. tp tetep, mudik Jogja jg lumayan sering naik kereta, pulang kantor tinggal nyeberang. 😆
Kok kamu bisa bikin strikethrough di komen gitu, Bang? Gimana caranya? Ajarin dong. *fokusgeser*
Aku juga hobby banget naik kereta, saking hobbynya disuruh pulang sendirian sama suami dari kediri ke jakarta (12 jam) hahahaha *malah curcol
Tapi bener kak ocit, senyummu indah nian kak !
Ahahaha.. Suami kurang ajar!! Hihihi. Terima kasih Puteli. SMOOCH!
Hihi saya juga suka naik kereta mbak. Apalagi sekarang sudah semakin ok. Selain nyaman juga aman 😀
Betul, Mas Sandi. Luar biasa lah perkembangan layanan kereta api kita sekarang ya. Senang dan bangga lihatnya. 😀
hehe betul mbak, seneng, bangga dan suka menggunakannya hihi. Semoga semakin baik kedepannya
Amin amin.. Semoga! 😀
JAdi makin seneng deh naik kereta api kemana-mana hehehe
Ya dong ya dong. Cuma ke hati mamang aja yang nggak bisa naik kereta. Hiks..
*ngopo kok dadi curhat* :’))
Itu makanannya di gerbong terpisah gitu, kaaakk?? :3
Enggak kak, di gerbong yang sama. Ada ruang (penyajian) makannya. Hehehe.
Pengen banget sekali-kali nyoba kereta pariwisataa. Tapi sekarang kereta biasa udah keren sih karena punya colokan :p
Eh itu mah bukannya dari dulu, Mas Eky? Kayaknya dari dulu deh. Tapi iya setuju sekarang kereta JAUH lebih baik! Banggaaa!!
beruntung sekali, kak bulan, berkesempatan ngerasain naik kereta wisatanya PT KAI. ihiy .. sebagai pecinta kereta api, aku seneng banget nih baca review beginian. thanks for sharing, kak .. 😀
Kembali kasih kaaaak. Iya, aku terberkati. Hehehe. Alhamdulillah.
Jadi Anang-Ashanty sering nyewa gerbong kereta itu kak Bulan? Kalau Syahrini kak?
*anak wolipop banget*
Ajak aku kak naek KA Wisata Priority kita maen aja keliling komplek
Kalau untuk keliling komplek, naik Choo Choo Train yang ada di Kokas aja yaaaa. Lebih kalerful!!