Pake bus. Hihihi. Kaget pertama liat busnya, lah kok kecil beginih? Kirain teh bus gedha macam White Horse itu (ya loe pikir aja Bulaaaaan, enam ratus tiga puluh lima ribu mau pake WH!!). Dan karena kami termasuk yang lambat datangnya (kesalahan bisa ditimpakan pada Issa yang orang-orang uda siap berangkat dan dia mau poopey aja gitu yah), jadi kami dapat tempat duduk di paling belakang. Ga bisa pilih lagi karena emang cuma itu sisanya. Hahaha.
Mulailah perjalanan nan menyenangkan duduk terus bikin pantat tepos itu. Serba salah lagi duduknya, senjang antar kursi depan dan belakang mepet sekali jd kaki ga leluasa bergerak, dan entah kami yang kegedean (sumpe saya engga, Issa, abang, sama Mas Windu tuuuu yg gedeeee) tapi kursinya jadi terasa sempit sekali sehingga ga bisa ganti posisi tidur yang banyak. Posisinya ya cuma itu-itu aja. Kepala ke kanan nempel jendela atau kepala ke kanan nempel jendela atau kepala ke kanan nempel jendela. Eaaaa.
Setelah lima jam perjalanan, sampailah kami di Pangandaran Banjar. Berhenti untuk makan siang dan Issa jackpot (saya juga hampir sih karena dodol BBMan di jalan, pusing deh liat tulisan meuni kecil2). Lalu pas masuk bus Issa bilang “Issa tu ngga tahan jalan-jalan naik bus Mbak Bul..” LAAAAH ni anak kenapa baru bilang sekarang deeeeeeeeh… *panggil blandwir, semprot Issa!!*
Jam setengah tiga sore sampailah kami di Pangandaran. Alhamdulillah. Masuk hotel, urus extra bed, lalu cuss ajak three stooges ini ke Pantai Timur untuk sewa sepeda tandem. Ahay!!
Selalu pengen naik sepeda tandem, tapi biasanya ga ada yang mau jadi tandemnya (hiks!). Dan ternyata, ho ho ho, naik sepeda tandem tidak semudah yang dibayangkan sodara sodaraaaah. Abang tandem sama Issa dan saya tandem sama Kiky.
Sepanjang jalan,
“Kiky awas kanan Ky.”
“Ky ati2 ya Ky..”
“Ky agak kirian Ky..”
“Whuoaaa..whaaaa..whuaaaaa..Kikyyyy.. Whuaaaa…”
*sepertinya Kiky menahan diri untuk tidak menggeplak saya yang ribut sendiri ini. hihihi*
Kami tandem ke Pantai Barat dan menghabiskan sore di sana, melihat matahari terbenam, jalan-jalan, lari-lari, lumpat-lumpat, foto-foto, minum es kelapa, main-main sama anjing, gegayaan, basah-basahan.
Dan tepat sebelum kami pulang, dalam hari yang sudah beranjak semakin gelap, Kiky bertanya “Katanya mau lihat matahari terbenam Mbak Bul, mana?”
By that time, saya yang pengen ngegeplak Kiky, lah itu matahari uda ampir seluruhnya turun itu apaaaaaaa?? Apa itu namanya haaaaaaa?? Oke mungkin matahari besok kalau mau terbenam pake itungan satu, dua, tiga sehingga anak ini tau itulah yang dinamakan “matahari terbenam”. Hihihi.
Senyum dulu ah.. 🙂