Jadilah setelah selesai Waisakkan, Senin pagi, saya MasIyo Vanda Dion MbakLita TeDewi dan Mbak Erma cuss ke Wonosari, tempat Goa Pindul ini berada. Perjalanan sebenarnya hanya sebentar, ga terlalu jauh (bagi orang Jakarta yang kemana-mana minimal 2jam. :p), tapi jalanan meliuk-liuk sehingga untuk beberapa yang mabukkan (seperti Mbak Lita), perjalanan akan terasa sangaaaaat lamaaaaa dan menderitakaaaaan. Hihihi.
Sampai di Goa Pindul ini, kami lagi lihat-lihat foto ketika kemudian seorang bapak dengan tanggap dan ramah menjelaskan tentang kegiatan yang bisa dilakukan di sana. Juga dikasi lihat foto instrukturnya, ga bisa milih si tapi semuanya bapak-bapak yang baik hati. Saya sesungguhnya ingin memilih yang ada di tengah foto, apa daya itu sudah milik Mbak Renny, anak sultan. Hiks. Dadahdadah ke Mas Ubay nan ganteng.
Kegiatannya ada 3: cavetubing, rivertubing, dan caving. Beberapa yang saya kasitahu tentang kegiatan ini mengernyitkan dahi tanda tak tahu, jadi mari saya jelaskan ya.
Tubing (atau toobing) sendiri artinya kegiatan rekreasi dengan menggunakan tube (bantalan bulat atau berbentuk donat). Kalau di Indonesia, pake ban dalam lah ya. Hihihi. Untuk yang mau jelasnya tentang tubing bisa dilihat di sini. 🙂 Nah untuk yang kami lakukan di Pindul ini, dua-duanya towed tubing, jadi ada pengarahnya, ga dilepas sendiri.
Di post ini saya ceritakan tentang rivertubing-nya dulu yaaaa..
Kami naik mobil bak terbuka dulu menuju ke sungainya. Naik sambil dadah-dadah ke warga sekitar. Nanti mereka akan lemparin bunga-bunga melati dan mawar. Ga denk, naik ya biasa aja. Berdiri aja. Hihihi. Ga pake bunga juga, emang Suzana?! -___-” Setelah sampai, lalu memanggul ban dalam masing-masing turun menuju sungai. Sampai di sungai, plassss, ban ditaruh di air lalu lumpatkan pantatmu ke atasnya. Ihiy!! Dan kalian siap bertubing!! Menyusuri sungai dengan keindahan tiada tara. Melihat kuda nil di sebelah kanan dan buaya di sebelah kiri. Tengtong!! Gaaaa!! Gada kudanil sama buaya. Hihihi. *pentung pala Bulan*
Intinya hanya mengikuti arus saja. Untuk yang ga bisa renang, jangan takut, wong sungainya adem ayem tenang tentrem gemah ripah loh jinawi gitu, gejolak arus pun hanya sedikit. Sesedikit gejolak hati ini. Eh apa deh?
Di tengah perjalanan, kemudian berhenti sebentar. Untuk yang berani dan kece, mari melumpat dari landasan buatan di ketinggian lebihkurang enam meter. Saya? Ya lumpat doooonk. Apa yang akan saya ceritakan pada anak cucu nanti kalau saya ga lumpat ha??? Ya walaupun lumpatnya pake ndhredeg. Hahaha. Sempat berhenti di pinggir landasan, berpikir “WHAT ARE YOU DOING, BULAN?!” Hihihi. Cuma mau turun lagi ya malu sama keluarga yang menunggu di bawah. Hahaha. Jadilah dengan hati kebatkebit, saya melumpat. Ngiiiiing, bluuusssss. Pas turun sudah kaki duluan, eh pas kena air malah pantat duluan. Ya memang pantat saya ini beratnya ga kira-kira. Hihihi. Setelah saya, gilran Dion dan MasIyo yang lumpat. Yang beres pendaratannya cuma MasIyo. Hahaha.
Setelah lumpat marlumpat, bisa duduk diam menenangkan kaki yang gemetaran dan minum kelapa muda. AHA! Ya P*P Mie juga ada si. Bahkan kopi juga ada. Lengkap. Kurang penari hula-hula aja. :p Selesai istirahat, lalu perjalanan dilanjutkan. Tracknya 1.5km. Saat kemarin saya rivertubing, lagi panaaaas banget. Ya jam sepuluhan aja gituuu. Tsakep!! Katanya si abis rivertubing ini saya iteman (ya menurut ngana??) tapi saya sih merasa biasa aja. Ntar luluran juga kembali kuning. Hihihi. *sok iye* *ditimpuk pembacah*
Sampai di akhir track akan dijemput kembali dengan mobil bak terbuka tadi dan kembali ke starting point. Untuk rombongan kami, belum selesai. Abis rivertubing, kami lanjut cavetubing. Hehehe. Cavetubing di post kedua ya. 😉
Dadah dadah dari ban dalam sambil senyum kinyis kinyis..
Senyum dulu ah.. 🙂
Oya, untuk yang mau ikutan, rivertubingnya 30ribu sahaja. Monggo bisa hubungi Mas Ariff yaaaa.. 0857.4197.3511 atau pin BB 22ED27A3. Ga pake nawar-nawar ya, udah 30ribu masih pada nawar nanti aku tujes-tujes pake pentil ban niiii. Malu-maluin aja. Hehehe.