Taman Nasional Baluran

Mau bersafari di Indonesia? Bisa kok!
Indonesia punya pilihan tempat bersafari lain selain di Puncak ternyata! Hehehe.Disebut sebagai Africa Van Java, Taman Nasional Baluran yang ada di Situbondo – Jawa Timur ini benar-benar membuktikan ia mampu menyandang predikat itu. Tapi …., ada tapinya, hehehe. Tapinya adalah kalian bisa menikmati suasana Afrika itu kalau kalian datang saat musim kemarau. Kalau datangnya pas musim penghujan, suasananya sudah beda lagi. Lebih seperti Amazon mungkin. Hihihi.
Luas Baluran 25ribu hektar. Dari 25ribu hektar, yang 10ribunya adalah savannah. Savannah inilah yang menjadikan Baluran meraih nama Africa Van Java karena saat musim kemarau, beneran pemandangannya seperti di Afrika! *kata orang yang belum pernah ke savannah Afrika* Hihihi.

Ada dua zona besar di Baluran ini: Savannah Bekol dan Pantai Bama. Tapi selain savannah dan pantai, ada juga gunung dan zona Evergreen (yang walaupun musim kemarau, tetap hijau royoroyo). Jadi wisata di Baluran ini memang super lengkap!
Saya menginap di Wisma Kapidada di zona Pantai Bama. Di zona Savannah Bekol juga ada penginapan; jadi yang mau menginap ada dua pilihan lah. 😀 Wisma Kapidada berbentuk rumah biasa dengan dua kamar di dalamnya. Mengingat ini adalah taman nasional, keadaan bagian dalam Wisma Kapidada memang tidak bisa dibilang ciamik. Ya secukupnya aja. Bersih banget juga engga. Saya diberitahu teman untuk tetap bawa sleeping bag pas ke Baluran dan walaupun spreinya terlihat rapi dan bersih, saya keukeuh gelar sleeping bag di atasnya sebelum tidur. Hihihi. Yang lucu, di Baluran ini, sama seperti banyak tempat terpencil, waktu berjalan lambat. Jam9malam itu terasanya sudah malam banget karena sepi dan nggak ada kegiatan apa-apa yang bisa dilakukan selain ngobrol-ngobrol. Saya sudah kecapean karena perjalanan 8jam jadi memilih tidur. Bangun-bangun jam12malam dan baru saya buka mata sebentar, DHEP, lampu dan kipas angin mati. Huahahahaha. Gensetnya berhenti di jam12malam. Huahahaha. Jadi setelah genset mati, kipasnya pakai kipas manual! *ambil kertas ga kepake* Hihihi.

Kemarin ada yang bertanya “Emang penginapannya nggak berAC?” dan jawabannya adalah …. enggak. Hehehe. Bahkan kipas angin yang saya pakai itu sebenarnya bukan kipas angin untuk kamar saya. Itu kipas angin untuk ruang komunal tapi karena nggak ada orang, ditariklah itu kipas angin ke kamar. Hehehe. Ada satu penginapan di Bekol yang dilengkapi AC, tapi saya nggak tahu apa kalau genset mati, itu AC bisa tetap berfungsi atau mati juga atau gimana? Hehehe. Jadi untuk yang nggak tahan panas, yaaaa, siap-siap aja. Saya sudah kasih tahu lho ya. 😛
Jam4pagi alarm saya bunyi. Pantai Bama adalah tempat yang tepat untuk melihat sunrise dan saya berencana menikmati momen itu. Saya bangun sebentar lalu …. matiin alaram dan tidur lagi. Huahahaha. Masih ngantuuuuk. Capek pulaaaaa. Kan abis genset mati, baru bisa tidur lagi jam dua atau setengah3 gituuu. Huhuhu.. *alasan* :p
Jam setengah5 saya bangun dan kaget lihat jam. Trus sedih gitu karena merasa udah kelewatan sunrisenya. Padahal ngapain sedih ya? Kan saya juga yang matiin alarm jam4 tadi. Hahaha. Akhirnya keluar wisma aja dan JRENG!! Kaget!! Itu monyet buanyak buanget di depan rumah!! Huaaaaaa.. Mana pula saya merasa ini kan taman nasional, ini habitatnya mereka dan saya yang numpang, jadi mereka pasti liar seliar-liarnya. Nggak bisa dianggap sama dengan monyet yang ada di seberang Mall Ambasador; yang bisa lari ngejar sepeda trus naik sepeda dan bawa keranjang kecil ceritanya pulang dari pasar. :’)

percayalah..ini hanya sebagian keciiiiil sekali dari mereka.. :’)

Saya keluar dan jalan pelan-pelan dengan (sok) yakin menuju bibir pantai. Bener aja, mereka seliweran bodo amat gitu di sekeliling saya, nggak mengenali saya yang artis ibukota ini. Pas kira-kira 15an langkah dan saya mau jalan, tiba-tiba ada satu monyet yang ambil posisi menyerang trus kasih saya GRRRHHHH, makjaaaaan, dengan kalem saya balik badan dan balik ke wisma dalam diam. Huahahahaha.
Nunggu 5menit di dalam wisma sambil lihat-lihat keadaan, akhirnya saya beranikan diri untuk ke luar lagi. Jalan terus jalan terus sampai pinggir pantai trus sedih lagi karena lihat di langit tinggal semburat jingga aja. Sunrisenya udah lewat. Huhuhu. Bengong gitu sayanya. Tiba-tiba, semburat jingga makin tebal menyeruak dan OMG OMG OMG mataharinya baru muncul!! Huaaaaaaaa.. Langsung terharu banget gitu. Itu beneran saya melihat matahari terbit dari baru semburat sampai sebulat-bulatnya matahari naik. Huhuhu. Terharu banget. Langsung ucap syukur dalam hati. Kali ini nggak pake acara nangis. Udah latihan sebelumnya. :’)

Berdiri lama banget melihat momen luar biasa itu terus jalan nyusur pantai deh. Lalu siap-siap karena akan safari bareng Mas Riko, pemandu dari Baluran.
Untuk safari, ada trek sepanjang 6km yang sudah dibuat. Di sepanjang trek ini berdoalah supaya ada binatang yang menampakkan diri. Dan berdoalah juga yang menampakkan diri di depan mata bukan macan tutul. Hihihi. Pas saya jalan kemarin, sedang ada banyak sekali rusa. Lalu ada burung merak, lutung, dan yang tak disangka tak diduga: kerbau air. Huhuy! Puji Tuhan.. Lucunya, Mas Riko bilang “Itu ada kerbau air besar itu!!’ terus saya langsung mengarahkan kamera ke arah yang ditunjuk. Saya masih menikmati itu kerbau gede mengkilat eh Mas Riko bilang, “Mbak ayo mbak cepet mbak jangan lama-lama nanti dia ke sini!!” HAH?? BUSET!! Ngibrit sambil ga berani lihat belakang. Beneran ya dia bisa datang ngejar? *yaiyalah Lan, namanya juga kerbau liar* Hihihi.

Di Baluran juga bisa snorkeling langsung dari pantainya. Tapi untuk lihat koral yang bagus, kata Mas Riko harus agak menjorok 100meter lebih ke arah tengah. Saya baru semangat mau snorkeling eh Mas Riko bilang “Tapi hati-hati ya mbak, banyak bulu babi.” GLEK!! Auk ah mas.. Auk!! *melipir balik ke wisma, ga jadi snorkeling* *anaknya cemen, ditakut-takutin bulu babi langsung mundur* Hihihi.
Saya cuma 1hari 1malam di Baluran tapi sudah senang! Apalagi pemandu dan orang-orang di Balurannya semua baik-baik banget! Dari 25ribu hektar luas Baluran, yang mengurus hanya sejumlah 100orang PNS dan 25orang pegawai lepas. Kalau lagi ada kebakaran di hutan Baluran, Mas Riko dan teman-temannya harus membawa tabung besar berisi air di punggung dan jalan kaki menyusur hutan atau naik gunung menuju titik api. Gila ya dedikasinya. Hebat banget! Semoga semua pengurus Baluran bisa terus sehat dan diberkati Tuhan karena mereka sudah jaga alam dengan sangat luar biasa ya. :’)
Senyum dulu ah.. 🙂

Related Posts

Leave a Reply