Untuk kehilangan, Saya menyimpan – 2

•
•6

Abis urus admin papa dan urus ambulans untuk antar papa balik ke rumah, bagi tugas sama Kak Ari. Kak Ari urus di rumah, hubungin tetangga dll sementara saya harus ciao. Ciao ke bandara. Terbang ke Eropa, bersantai pakai bikini di pinggir kolam renang besar dengan air biru terang ditemani sama Mas Channing Tatum. Krik krik krik. Dilempar sendal jepit pink hiasan kupu. Jemput mama. Mama dari Jogja. Eh btw, saya jemput mama itu belum mandi lho. Cuma pake kaos santai, jeans, sepatu slip on, dan jaket sastra warna item! Hehehe. Eh kok kenapa kesannya jadi bangga ya? -______-

Nunggu di luar gerbang kedatangan, saya santai tuh. Eh mama keluar langsung nangis meluk saya aja loh. Ya piye aku ra melu nangis, Temans?? :'( Jadi saya bikin sinetron donk sama mama di depan gerbang kedatangan, nangis sambil berpelukan. Luar biasa yah! :))

Pulang, papa udah diantar balik ke rumah dan tetangga udah pada ngumpul. Senang dan Puji Tuhannya (orang Jawa yah sodara2..apa-apa masih ada ‘untung’nya..hihihi), papa meninggal di jam subuh sehingga saat tetangga diberitahu, masih banyak yang belum berangkat ke kantor, memutuskan ga ke kantor, dan nemenin papa sampai papa dimakamkan. Puji Tuhan.

I wasn’t crying as far as I remember. Because back to the previous story, I let go of him. He will be better there, with Lord. So I let go. That’s the finest feeling. Oh oh!! I did cry once. Lagi diam-diam gitu trus tiba-tiba nyadar saya uda ga punya papa ya.. Trus nangis.. Hahaha. Norak abis!! Nangis aja tetep Dori.. -____-

Demikian lah.. I found out later that the best way to cope with such grief is by letting go. Thou it’s hard, let go..

Sampai pagi tadi, saya masih becanda dengan teman-teman kantor. Virgin sedang sedih ingat papanya yang sudah meninggal. Saya bilang, ‘Tenang aja, papanya Virgin uda ketemu papa saya di sana, mereka uda bentuk boyband.’ dan disambung dengan omongan Donny bahwa mamanya juga akan bergabung dengan grup band tersebut. Bareng dengan mamanya Devi juga. Hahaha. So yeah, kami berduka, tapi pilihan untuk tetap diam dan merenungi duka atau berjalan terus dengan merelakan adalah sebuah pilihan yang tidak sulit.

Karena memilihnya nggak sulit, melakukannya yang sulit kan. Kekekeke. :p

Untuk kalian yang bertahan membaca post ini hingga akhir, kalau kalian masih memiliki kedua orangtua, sampaikan salam cinta dan hormat saya untuk mereka. Salamnya ditambah peluk hangat. 🙂

Dan untuk kalian yang tak lagi memiliki orangtua (lengkap), relakan. Ayah atau ibu kalian sudah akan bersama ayah saya di sana. Mereka insyaAllah berbahagia. 🙂 Amin.

Senyum dulu ah.. 🙂

Related Posts

6 Responses
  1. I remembered my belated parent and brother too lately….i hope u cud get through all of these sadness and be strong as u might say, your father is in the better place, that someday you ll gonna meet him again in heaven….:)

Leave a Reply