“Adek yakin mau sewa mobil di New Zealand dan nyetir sendiri?”, Mama menanyakan kesiapan saya.
Well, yakin nggak yakin sih sebenarnya. Saya tu aslinya nggak suka menyetir, Rencang-rencang! Hihi.
***
Namun setelah berhitung soal waktu, rencana perjalanan, dan bujet; akhirnya saya yakin untuk perjalanan ke New Zealand ini memang pilihan terbaiknya ya sewa mobil di New Zealand dan menyetir sendiri.
Jarak antar kota di New Zealand itu lumayan nanggung dan di antara kota satu dengan yang lain, ada kota-kota kecil yang patut disinggahi. Kalau naik bus point-to-point ke kota-kota kecil ini dulu, pasti waktunya habis.
Kalau naik busnya langsung ke kota-kota besarnya, kota-kota kecilnya terlewat begitu saja. Lagipula, kalau naik bus (atau angkutan umum lainnya), rencana perjalanan jadi sangat bergantung sama rute dan jadwal bus sementara rute dan jadwal bus yang ada pun tidak banyak.
Selama 9 hari saya di New Zealand, jumlah bus yang saya temui di jalan itu bisa dihitung jari satu tangan. Nggak sampai lima!! Saya nggak tahu apakah bus menempuh jalur yang berbeda dengan Google Maps saya, tapi seriously, jarang banget melihat bus di jalan saat saya di New Zealand!
Mobil sewaaan, on the other hand, BUANYAK BANGET di jalan. Dari mulai yang mobil biasa hingga campervan dan caravan. Memang dengan sewa mobil di New Zealand dan menyetir sendiri, rencana perjalanan bisa dibuat lebih fleksibel. Saya bisa singgah di beberapa kota kecil dan berada di sana 2 – 3 jam sebelum kemudian melanjutkan perjalanan ke kota tujuan selanjutnya.
Setiap pagi pun berangkat nggak harus keburu waktu mengejar jadwal bus, karena ya, selow wae ngono, wong ono mobil yen nyetir dewe og. Hihihi. Selain itu, dengan menyewa mobil dan menyetir sendiri di New Zealand, pilihan penginapan yang bisa saya pesan juga lebih bervariasi karena saya nggak bergantung angkutan umum untuk mencapai penginapan.
Memilih perusahaan sewa mobil di New Zealand
Banyak banget perusahaan sewa mobil di New Zealand, dari mulai yang global kayak Avis, Hertz, Europcar, hingga yang lokal kayak Jucy, Maui, dan Go.
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan saya ketika memilih perusahaan penyewaan mobil di New Zealand:
-
Apakah ada kepastian mobil yang akan didapat nantinya?
Ada beberapa perusahaan sewa mobil yang tidak menyertakan merk dan tipe mobil dalam websitenya, jadi penyewa hanya bisa memilih berdasarkan kelompok preferensi, misalnya bisa dipilih antara sedan/SUV, Japan brand/Europe brand, dan berapa seater gitu, tapi nggak tahu mobilnya apa dan usia mobil berapa.
Menurut saya, penting mengetahui jenis mobil yang disewa (termasuk tipenya) dan usia mobil.
-
Apa saja fasilitas sewanya?
Mobil yang saya sewa tidak punya batas kilometer (unlimited kilometer – istilahnya) jadi saya nggak perlu kawatir menghitung jumlah kilometer yang sudah saya lalui. Menyediakan fasilitas gratis antar jemput dari dan ke bandara.
Pendaftaran pengemudi pertama gratis dan ada biaya tambahan untuk pendaftaran pengemudi kedua tapi karena saya nggak akan gantian menyetir dengan Mama jadi ini tidak masalah buat saya. Kalau pergi ke New Zealandnya bareng teman/pacar/suami
orangyang bisa gantian menyetir, mungkin perlu cari perusahaan penyewaan mobil yang memberikan gratis pendaftaran pengemudi kedua, ketiga, atau keempat sekalian.Selain itu, perusahaan tempat saya menyewa mobil di New Zealand ini punya fasilitas check in awal di mana pengguna bisa memasukkan data SIM, paspor, serta data penerbangan ke sistem – 24 jam sebelum pengambilan mobil. Jadi pas ambil mobil, tidak perlu mengisi formulir bookingnya lagi karena data kita sudah di sistem.
-
Bagaimana asuransinya?
Mobil yang saya sewa sudah termasuk asuransi dasar, tapi ada skema asuransi lain dengan bond dan excess berbeda-beda sesuai jenis mobil yang disewa dan tingkat risiko yang mau dihempas dari pikiran. Hihi.
Saran saya, kalau mau jalan santai tanpa kepikiran risiko ini itu, ambil asuransi full saja. Hehehe.
-
Roadside Assistance
Tiba-tiba ban bocor, tiba-tiba kejlungup ke parit di pinggir jalan karena mau berhenti lihat sapi, tiba-tiba bersalju dan harus sewa snowchain, nah ini gunanya ada roadside assistance.
Perusahaan sewa mobil yang saya gunakan punya layanan ini, jadi saya merasa lebih tenang dan aman menyewa mobil dari mereka.
-
Tampilan mobilnya
Ada perusahaan sewa yang mobilnya diberikan branding secara penuh, ada yang brandingnya cuma stiker merk aja di salah satu sisi mobil, ada yang hampir tidak dibranding sama sekali, silakan dipilih sesuai kenyamanan.
Saya pribadi kurang merasa nyaman dan aman pakai mobil dengan branding penuh yang orang lain akan tahu mobil tersebut adalah mobil sewaan. Mobil sewaan saya hanya bertanda di platnya yang berbingkai pink. Selain itu, tidak ada tanda lain bahwa mobil tersebut adalah mobil sewaan.
***
Setelah riset kecil-kecilan tapi selama dua minggu, saya akhirnya memutuskan menyewa mobil dari GoRentals. Untuk GoRentals, bisa book via website atau via aplikasi. Karena mau lebih ringkas (semua konfirmasi dan informasi ada di satu tempat), saya book via aplikasi.
Karena saya hanya berdua sama Mama, saya pilih sewa Toyota Corolla Hatchback yang berusia 1 – 2 tahun. Kenapa nggak pakai campervan? Karena kami tidak mau tidur di mobil. Hehehe. No regret, justru bangga pas ada teman yang DM, “Aku dulu naik campervan dan tidur di mobil. Capek, Mbak. Next ke NZ, aku mau ikut cara kamu aja, sewa mobil kecil dan tidur di hotel.” Hehehe.
Bagaimana kesan kami setelah memakai Toyota Corolla Hatchback selama 7 hari?
Kami cukup puas dengan pilihan ini. Mobilnya kecil, bensinnya irit, airbag lengkap, semua fitur dan fasilitas berfungsi baik serta harganya pun cucok meong (halah). Wkwkwk.
Oh ya, kami juga ambil asuransi penuh supaya pikiran tenang. Peace of Mind, nama paketnya. Biar we can drive with a peace of mind ceunah. Haha.
Peraturan menyetir di New Zealand
Posisi setir dan jalur sama kok dengan di Indonesia, jadi dijamin nggak kagok. Mungkin yang awal bikin kagok hanya pembagian lajur dan peraturan lalu lintasnya saja.
Batas Kecepatan
Ada batas kecepatan di masing-masing jalan. Panduan batas kecepatan terlihat jelas dari plang bulat berbingkai lingkaran merah dengan tulisan angka di dalamnya. Yang mejik (wkwk), batas kecepatan di plang itu bisa langsung sinkron dengan info batas kecepatan di layar dalam mobil.
Bahkan kalau lagi ada perbaikan jalan dan ditaruh plang tambahan di pinggir jalan, itu angka batas kecepatan di layar juga langsung sinkron. Kalau batas kecepatan ini dilewati/terlewati, warnanya akan berubah merah di layar.
Beberapa mobil akan terdengar suara, “You are exceeding the speed limit. Please obey the rules. Please obey the rules.” gitu. Hihihi.
Nyalip Mobil Depan
- Nyalip paling aman ya di ‘passing bay’ di mana dari 1 lajur jalan, jadi ada 2 lajur dan kendaraan yang pelan bisa ambil lajur kiri, memberi kesempatan mobil belakang untuk menyalip pakai lajur kanan.
- Garis kuning lurus di tengah jalan dari kedua sisi: GAK BOLEH NYALIP! Mau mobil depan pelan yaudah, anteupkeun, sabar saja nunggu ada passing bay. Hihi.
- Garis putih putus-putus di sisi kita dan kuning lurus di sisi sebaliknya: kita boleh nyalip KALAU perhitungan 100 meter ke depan kita bermanuver setelah nyalip tu kosong. Kalau dari depan ada mobil di jarak 80 meter, ya tetap nggak boleh nyalip ya. *gelar meteran jahit* Garis ini juga berlaku sebaliknya.
Roundabout dan One-Lane Bridge
Sebelum memasuki roundabout, berhenti dan SELALU dahulukan kendaraan dari kanan yang sudah masuk bulatannya duluan. Nah kalau sudah masuk bulatan, hajar gas, karena berarti jalannya sudah jadi ‘hak’, orang yang mau masuk bulatan yang harus berhenti dulu nggak bisa nyelonong masuk saja walaupun dia mau belok kiri. Hehehe.
One-lane bridge ini baru saya hadapi pas menyetir di New Zealand. Untung sudah baca buku pedoman menyetir di New Zealand malam sebelumnnya jadi tahu apa yang harus dilakukan. Berhenti dulu dan lihat apakah jembatan sudah occupied oleh kendaraan lain? Kalau belum, silakan masuk. Kalau sudah, ya tunggu sampai benar-benar kosong baru jalan.
Surat Izin Mengemudi (SIM)
Saya pakai SIM Internasional tapi juga membawa SIM Indonesia saya. SIM Indonesia diperlukan untuk verifikasi. Cara buat SIM Internasional bisa dibaca di << Buat SIM Internasional >>
Oh ya, di New Zealand, selain SIM Internasional, terjemahan SIM Indonesia oleh penerjemah tersumpah pun diterima.
Parkir
Jangan sembarangan parkir di New Zealand karena ujug-ujug mobil bisa diangkat/diderek kalau salah tempat parkir atau melewati batas waktu parkir (atau TRING, ada kertas tilang di wiper depan hahaha).
Batas waktu parkir gratis bisa terlihat di plang P. Di bawah huruf P itu ada angkanya, misalnya 120, nah itu berarti bisa parkir di situ 120 menit. Di bawah angka, kalau ada tanda arah, berarti peraturan parkir sekian waktu itu berlaku dari titik plang ke arah tujuan yang ada di plang.
Kalau on-street parking, jangan mepet-mepet sama mobil depan atau belakang, kasih senjang mobil lain bisa maju atau mundur untuk keluar masuk dengan aman dan nyaman. Ini common sense saja kok.
Menyetir di New Zealand itu cukup menyenangkan, bahkan bagi saya yang tidak suka menyetir mobil. Saya suka keadaan di mana orang mematuhi peraturan dan memperhitungkan keselamatan; tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga orang lain.
Jangankan untuk peraturan STOP/GIVE WAY deh, lha wong di jalan biasa di New Zealand saja mobil belakang selalu mengambil jarak aman lumayan jauh dari mobil depannya. Nggak mau terlalu dekat, antisipasi kalau mobil depan mengerem mendadak atau misalnya tetiba kempes ban gitu. Nice lah.
Yang agak bikin gondok bagi saya hanya batas maksimal kecepatan resmi yang mentok di angka 110km/jam. BOK, itu jalan lengang, kosong melompong isinya hanya kami dan domba serta sapi di dalam padang rumput di kiri kanan jalan lha kok ya kaki tetap harus manteng biar kecepatannya nggak lebih dari 110? Huhuhu. Capeknya tu dimantengin kaki biar nggak ngegas terus giduloh.
Senyum dulu ah.. 🙂
Neng yayah mah ga perlu diragukan lagi yaaa.. Wong, aku cuma pas roadtrip malaysia, cuma jadi supir infal doang..
Sekalinya nyetir bikin spanneng karena cranky nahan pipis. Woooooooo… :))
mbaaaaa, aku jd ragu mau sewa campervan ato mobil biasa aja pas ke NZ ntr hahahahh. awalnya sih mau campervan. tp kalo memang capek, apa mobil aja yaaaa :D. Masih lama sih mba, nabung dulu, apalagi aku mau ajakin anak2 pas libur sekolah juli ntr.
aku bakal baca ceritamu di nz semua deh. biar bisa mutusin mau naik apa :D. planningku 16 hr, dari utara ke selatan. di utara aku pgn skydiving dan zorbing soalnya. makanya hrs mampir ksana 😀
Kalau sekeluarga lebih dari 2 orang, I think campervan is a good idea. Tapi tergantung kekuatan dan kenyamanan masing-masing anggota keluarga juga ya karena pasti akan beda rasa badan stay di ranjang di mobil sama ranjang di penginapan. Dan sedikit insight, kemarin pas ngobrol sama pasangan suami istri dari Singapore yang naik campervan, mereka mengeluhkan sumbu putar campervannya yang kecil. Mereka pakai Mercedes Sprinter.
Mbak Bulan, terima kasih untuk tips sewa mobilnya.. bermanfaat sekali buat kami yang rencananya bulan depan mau road trip juga. 🙂 Kalau boleh tahu, untuk tipe Toyota Corolla Hatchback itu, bagasinya kira2 bisa muat 2 koper besar (24″) gak ya? Karena kami bertiga dengan 3 koper, jadi agak ragu apakah akan muat, hehe.. thanks!
Halo Mbak Janni, terima kasih sudah membaca. Nggak muat, Mbaaak. Dua koper ukuran medium saja nggak muat. Huhu. Kemarin jadinya satu koper ditaruh di bagasi, satunya aku sorong di kursi belakang. :)) Kalau yang Corolla sedan itu muat 2 koper di belakang, Mbak. Kalau untuk 3 koper, kayaknya harus ambil MPV atau SUV hehehe.
Ooh ternyata sesuai dugaan kayaknya gak muat :)) rencananya kalau bagasi muat 2 koper, 1 koper lagi mau ditaruh di kursi belakang 😀 kalau begitu harus cari opsi mobil yang lebih besar nih.. haha.. terima kasih ya untuk infonya 🙂
Sama-samaaaa!! Have a great trip, Mbak Janni!
halo…
boleh tau abis brp tuh buat biaya bensinnya. makasih ya
Halo, Kak, maafkan baru membalas. Barusan lihat catatan di HP, sekitar 2,5jutaan, Kak, untuk bensinnya.